Mingyu menyeka keringatnya yang jatuh turun dari pelipisnya. Ia sudah berlari entah lebih dari berapa kilo. Memutari beberapa perumahan, memutari taman yang besar selama lima kali, dan sekarang disinilah dia, di bangku taman, duduk dengan tidak tahu malu, menaikkan kedua kaki ke kursi dan meluruskannya, menyenderkan punggung di sandaran tangan kursi.
Capek.
Ia menutup mata, menghirup udara sejuk pagi ini sebanyak-banyaknya sebelum polusi udara kembali memenuhi alam. Ia membuka mata saat mendengar bisikan-bisikan gadis yang sedang jogging melewatinya, ia melirik mereka, lalu tersenyum, senyum mematikan. Pekikan para gadis itu langsung terdengar dan mereka pergi dengan wajah memerah.
Mingyu tertawa kecil.
Ia lalu memperbaiki duduknya agar lebih sopan, kali ini kakinya menapak pada tanah dan mengangkang, cara biasa duduk para cowok.
Ia kini bingung untuk melakukan apa lagi. Kalau Wonwoo ada disini—
Mingyu menggelengkan kepalanya, galau kembali menelusup hatinya. Wonwoo. Teringat dengan satu nama itu saja sudah membuatnya mellow.
Ia lalu berjalan, keluar dari taman dan membiarkan kakinya pergi kemanapun. Ia lalu berhenti di sebuah lapangan basket di sebuah perumahan. Dia mengangkat alis, ide bagus. Disana juga ada sebuah bola basket yang tidak tahu siapa pemiliknya.
Ia lalu mengambil ponsel dan menghubungi Soonyoung. Setelah semenit, sambungan diangkat.
"Pagi sayang?"
Mingyu bergidik eneg, sayang? Oh. Dia ingat sesuatu, "Pagi Soon." Dia membalas sapaan Soonyoung tidak peduli.
"Tsk!"
"Apa?" Mingyu terkekeh.
"Kenapa harus kau yang pertama kali mengucapkan selamat pagi padaku? Seharusnya Jihoon!" seru Soonyoung tidak terima, "harusnya aku melihat dulu siapa yang menelponku tadi. Idih amit-amit aku sayang padamu."
"Ewww, man. Seratus persen aku pun tidak tertarik padamu." Balas Mingyu.
"Apa pagi-pagi nelpon?" tanya Soonyoung ketus.
"Ayo main basket. Jangan tidur mulu." Jawab Mingyu.
"Oh, menyenangkan," jawaban Soonyoung membuat Mingyu tersenyum, tapi senyuman itu langsung luntur begitu Soonyoung melanjutkan kata-katanya dengan suara sombong, "tapi sorry, agenda hari ini kencan dengan Jihoon. Bye."
Tuuuttt…. Tuuutttt…..
Sambungan diputus sepihak.
Mingyu terdiam dengan senyum manis yang mengerikan dan urat-urat yang tercetak jelas ditangannya saat ia mengepalkan tangan. Untung ponselnya tidak hancur berkeping-keping.
Ia lalu membuka kontak dan mencari nomor kedua, nomor Seungcheol dan men-dial -nya.
"Dengan orang gantengh yhang mirip Edward Cullen disinih."
"Taik. Beda jauh." Mingyu berucap pedas, tidak terima mendengar sapaan Seungcheol.
"Yoh. What's up broh?" tanya Seungcheol, suaranya terdengar sedikit terengah, Mingyu baru menyadarinya.
"Main basket?" tanya Mingyu, mulai menaikkan alisnya, saat mendengar suara napas yang sedikit memburu lewat sambungan telepon.
"Uhh… ooh… sepertinya tidak bisahh…" jawab Seungcheol.
Mingyu benar-benar heran, rasa penasarannya muncul dan ia bertanya, "Kau habis ngapain sih? Dari tadi terengah mulu?"
"Oh sori…" jawab Seungcheol lalu tertawa kecil, "habis olahraga."
"Oh ya? Olahraga dimana? Aku juga habis jogging." Tanya Mingyu.
"Olahraga—ronde kedua, melanjutkan yang tadi malam dengan… Jeonghannnh.." Jawab Seungcheol dengan suara desahan pelan diakhir kalimat.
"Shit. Kampret." Mingyu lalu mematikan ponsel saat Seungcheol tertawa.
"Bisa-bisanya pagi-pagi mereka bermaksiat." Rutuk Mingyu lalu mengambil bola basket dan men-dribble bola itu ketengah lapangan, lalu ia bermain sendiri.
.
.
.
^^0^^
.
.
.
Written by Coffey Milk
![](https://img.wattpad.com/cover/205017448-288-k753773.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Days and Come Back to Me 🐶 Meanie [⏮]
FanfictionSequel to Seven Days and Fall in Love. Mingyu merindukannya. Mingyu ingin sekali memeluknya, menyalurkan rasa cinta dan rindu itu untuknya. Mingyu hanya ingin Wonwoo kembali menjadi miliknya. #1 coffeymilk #1 come #1 ichinisan1-3 #1 days #5 seven #6...