Day 5 [9]

2.9K 339 0
                                    

Ponsel Mingyu berbunyi dan pemiliknya dengan segera mengangkatnya tanpa peduli siapa yang menelponnya.

"Min—" itu suara Soonyoung, tapi berikutnya, sebuah suara panik menyapa indra pendengaran Mingyu, "Mingyu! Wonwoo dalam bahaya!"

Mata Mingyu melebar, ia dengan segera berlari mencari dimana Wonwoo berada.

"Apa?! Kenapa bisa?! Dimana dia sekarang?!" teriaknya.

"Murid-murid berandalan membawanya! Aku—aku tidak tahu kemana!" jawab Jihoon.

Jantung Mingyu seolah mencelos, jadi perasaan buruk tadi tidak salah. Sesuatu terjadi pada Wonwoo dan itu membuat Mingyu panik luar biasa. Ia memanggil-manggil nama Wonwoo. Batinnya resah.

Wonwoo, tunggu aku.

.

.

.

Wonwoo memekik saat tubuhnya di lempar ke lantai begitu saja. Tubuh-tubuh besar lalu mengelilinginya. Wonwoo tidak berani untuk mendongak, melihat bayangan mereka sudah membuatnya takut sekali.

"Lihat, dia ketakutan."

"Bukankah sedari tadi dia memang ketakutan."

"Imut sekali."

Wonwoo merapal seribu doa saat salah seorang dari mereka mendekatinya dan mendongakkan kepalanya. Wajah-wajah mengerikan penuh seringai langsung terpantul di bola matanya.

"Hai, seksi." Sapa orang yang berada tepat di depan Wonwoo.

Wonwoo tak menjawab, ia menutup mulut rapat-rapat.

"Kata Seohyun, kau hebat di ranjang. Benarkah? Aku jadi ingin mencobanya."

Mata Wonwoo mendelik, apa katanya?!

"Pantas saja Mingyu mau denganmu? Hahaha! Berapa kali dia mencobamu?"

Wonwoo menatap mereka emosi, "Mingyu tidak melakukan hal seperti itu padaku."

Mereka tertawa, "Serius? lalu apa kau melakukannya dengan orang lain?"

Wonwoo menjauhkan kepalanya dari tangan orang itu.

"Oh, sepertinya dia masih perjaka, guys."

"Bukankah lebih bagus?"

"Tidak peduli dia perjaka atau tidak, ini kesempatan bagus."

"Tentu saja. Lagipula, Seohyun akan membayar kita kalau kita melakukannya."

Punggung Wonwoo lalu membentur lantai, tangannya terangkat dan ditahan diatas kepalanya. Salah seorang dari mereka naik keatas tubuhnya dan mulai membuka kemejanya. Wonwoo meronta-ronta, berusaha untuk melepaskan diri.

Orang tadi mencoba meraih bibir Wonwoo untuk dicium, tapi Wonwoo menggerakkan kepalanya dengan cepat.

"Berhenti bergerak!" bentak orang itu dan menghentikan kepala Wonwoo dengan cengkraman, Wonwoo tersentak saat bibir kasar bertemu dengan bibirnya.

"Uuummmh….mmmhhhh!" Wonwoo mencoba menahan bibirnya untuk tetap terkatup dan berusaha melepaskan cengkraman di lengannya.

Bibirnya digigit kasar dan Wonwoo tidak bisa untuk tidak mengaduh, lalu benda asing yang lembek memasuki rongga mulutnya. Wonwoo tidak terima, kakinya mulai bergerak untuk menendang orang itu, tapi kakinya ditahan oleh beberapa orang yang lain dan dia tidak bisa berkutik.

Ciuman itu terlepas dan orang itu beralih kelehernya. Wonwoo dengan cepat meludah berkali-kali untuk menyampaikan rasa benci dan jijiknya. Sebuah tamparan langsung menyambutnya.

"Keparat! Kau menghinaku?!" teriak orang itu, ia tidak jadi meraup leher Wonwoo saat melihat Wonwoo meludah.

"Tentu saja, bajingan!" jawab Wonwoo dan ia mendapat pukulan diwajahnya. Wonwoo terbatuk dan ia bisa merasakan darah di ujung bibirnya.

Ia tersentak saat lehernya di gigit dan ia berteriak kesakitan. Dadanya dicubit keras dan perutnya dipukuli.

Air mata Wonwoo menggenang, ia berteriak minta tolong. Ketakutannya semakin besar saat tangan-tangan itu membuka celananya dan mencengkeram miliknyanya. Wonwoo berontak. Ia terus minta tolong tapi mulutnya lalu dibekap.

Air matanya lolos, dalam hati ia memanggil-manggil nama Mingyu. Ia menggigit tangan yang membekapnya keras-keras dan tangan itu terlepas.

"MINGYU! TOLONG AKU!"

"Diam kau!"

Wonwoo kembali memberontak. Mulutnya berteriak minta tolong dan meneriakkan sumpah serapah pada mereka. Wajahnya basah oleh air mata dan ia sudah lelah untuk memberontak, ia tak henti-hentinya mengharapkan pertolongan dan memanggil nama Mingyu.

Ia merasa sangat telecehkan. Ia sangat takut. Waktu terasa begitu lama baginya. Tubuh bagian bawahnya dijadikan mainan dan ia mencoba kuat untuk tidak jatuh dalam sentuhan menjijikkan tangan-tangan itu.

Orang yang sedari tadi berada diatas Wonwoo tidak puas, ia lalu membuka celananya sendiri dan mengeluarkan barangnya. Wonwoo melotot saat benda panjang itu di letakkan di depan wajahnya.

"Hisap ini!"

Wonwoo menggeleng kuat-kuat dan orang itu memaksa Wonwoo membuka mulutnya. Wonwoo mengatupkan bibirnya. Penis orang itu menampar-nampar wajahnya dan Wonwoo bersumpah akan mencuci wajahnya dengan air suci.

"Kau keras kepala sekali!"

Kepalanya lalu dibenturkan dan Wonwoo tidak bisa untuk tidak memekik kesakitan, hal itu menjadi kesempatan bagi orang itu untuk memasukkan penisnya kedalam mulut itu, tapi sebelum hal itu terjadi kepalanya ditendang dengan keras oleh seseorang.

.

.

.

.

Written by Coffey Milk

Seven Days and Come Back to Me 🐶 Meanie [⏮]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang