Day 7 [5]

3.1K 341 3
                                    

Wonwoo duduk di kursi belajarnya sambil bermain ponsel, mengacuhkan Mingyu yang duduk diatas kasur dengan tidak nyaman. Keheningan yang meliputi mereka cukup mencekam bagi Mingyu. Ia tidak tahu harus apa, tapi jika mereka terus berdiam diri seperti ini, tak akan ada kemajuan yang berarti.

Mingyu melirik Wonwoo, meremas tangannya sendiri dengan gugup, ia menghela napas dan memutuskan untuk memanggil namanya, "Wonwoo."

"Hmm?"

"Apa kau membenciku?"

"Ya."

Mendengar itu dada Mingyu sesak.

"Kau tak ingin menghajarku?"

"Untuk apa?"

Keduanya terdiam sejenak, Mingyu menghela napas lagi.

"Mungkin saja itu bisa membuatmu lebih lega? Kau bisa melampiaskan kebencianmu padaku." Ucap Mingyu.

"Tidak butuh."

Mingyu menghela napas lagi untuk ketiga kalinya, "Aku minta maaf. Aku minta maaf dengan perkataanku kemarin, aku benar-benar tidak memikirkannya sama sekali. Aku minta maaf sudah mempermainkanmu dengan taruhan itu... aku minta maaf sudah egois dan tak mengerti perasaanmu sama sekali."

Wonwoo diam saja, menatap lurus pada layar ponselnya yang sudah ia matikan.

"Kau benar kalau kau jatuh cinta pada orang yang salah. Pada orang yang brengsek sepertiku. Kau memutuskanku dengan cara seperti itu, aku memakluminya."

"Setelah ini kau boleh membenciku, kau boleh mengusirku, kau boleh menganggapku tidak ada, dan aku tidak akan memaksamu untuk kembali padaku... aku..." Mingyu tidak sanggup menyelesaikan kata-katanya. Entah kenapa ia sekarang merasa menjadi orang paling cengeng di dunia.

Wonwoo tetap diam dan itu semakin membuat Mingyu tertekan. Ia tidak tahu harus apa lagi.

"Mingyu." Panggilan Wonwoo membuat Mingyu mendongak menatap wajah Wonwoo yang menatap lurus ke matanya.

"Mingyu, kemarilah." Ucap Wonwoo dan Mingyu segera menurutinya dan duduk berhadapan dengan Wonwoo yang duduk di kursi.

Wonwoo mencubit pipi Mingyu dan hidungnya dengan gemas, Mingyu meringis kesakitan tapi tak melakukan apa-apa, bahkan saat Wonwoo menjambak rambutnya.

"Mingyu, kau itu egois. Bahkan, sekarang pun kau egois." Ucap Wonwoo, "kau sudah tahu seperti apa perasaanku padamu dan kau malah menyuruhku untuk membencimu? Menyuruhmu pergi? Menganggapmu tidak ada?"

"Tapi, kau sudah memben—"

"Kau yakin menyuruhku untuk melakukan itu?" pertanyaan itu membuat Mingyu terdiam dan menatap Wonwoo dengan pandangan ragu dan gelengan perlahan.

"Apa kau juga mempunyai perasaan yang sama padaku? Apa kau mencintaiku?"

Mingyu mengangguk semangat, "Aku sudah jatuh cinta padamu sejak pertama kali berbicara denganmu di perpustakaan," jawabnya lirih, "semakin hari semakin aku jatuh padamu dan itu adalah yang pertama kalinya."

Wonwoo terdiam sejenak mendengar pengakuan jujur Mingyu yang terdengar seperti anak berumur lima tahun yang sedang menceritakan pengalaman terbaiknya. Wonwoo tersenyum tipis.

"Aku pun tidak yakin bisa menyanggupi semua itu Mingyu. Memutuskanmu saja sudah membuatku menyesal, dan menjauhimu sudah membuatku frustasi..."

Mendengar itu Mingyu dengan cepat menarik Wonwoo ke dalam dekapannya, Wonwoo berteriak kaget dan matanya melebar saat Mingyu memeluknya erat.

"Hey! Aku belum selesai bicara!" protes Wonwoo.

"Cukup. Sudah. Jangan dilanjutkan. Aku tidak ingin terlalu terbang, Won. Aku terlalu senang mendengarnya." Ucap Mingyu.

Wonwoo tersenyum.

"Kembalilah padaku dan aku akan melakukan apa saja untuk memperbaiki kesalahanku. Kau mau kan? Menjadi kekasihku?" tanya Mingyu.

Wonwoo mengangguk, "Ya." dan Mingyu mengecup seluruh wajahnya dengan suka cita.

.

.

.

.

Written by Coffey Milk

Seven Days and Come Back to Me 🐶 Meanie [⏮]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang