Wonwoo membuka mata, hal yang pertama kali ia rasakan adalah rasa sakit di kepalanya dan hal yang pertama kali ia lihat adalah atap kamarnya, lalu hidung seseorang disampingnya.
Huh? Hidung?
Ia dengan cepat menoleh dan wajahnya langsung berhadapan dengan wajah Mingyu yang sedang tidur, hidung mereka hampir bersentuhan. Wajah Wonwoo dengan cepat memerah dan semakin memerah saat menyadari dirinya dalam pelukan erat Mingyu.
Wonwoo tergagap. Tidak tahu harus berekasi apa selain membeku di tempat. Ia bisa merasakan hawa di sekitarnya memanas, apalagi saat ia bisa merasakah hangatnya napas Mingyu di kulitnya.
Lalu Mingyu memeluknya semakin erat dan mendekat, menghasilkan bibir keduanya saling menyentuh. Wonwoo merasa ribuan listrik menyentrum tubuhnya.
Wonwoo dengan wajah memanas berhasil mendorong Mingyu hingga pemuda tinggi itu terjatuh dari kasur, menghasilkan suara debaman dan teriakan kesakitan Mingyu. Mingyu pun terbangun dan mengumpat-umpat, lalu setelah sadar dia berada dimana dan apa yang telah terjadi ia segera beralih pada Wonwoo yang duduk diatas kasur sambil menunduk dalam.
"Oh! Wonwoo! Syukurlah kau bangun!" Mingyu dengan cepat memeluknya, "Thanks God…"
Wonwoo gelagapan dan mencoba melepaskan diri, tapi Mingyu malah mengeratkan pelukan dan mengguncang tubuh Wonwoo sedikit.
"Kau tidak tahu betapa cemasnya diriku."
Wonwoo terdiam mendengarnya.
Lalu Mingyu melepaskan pelukan dan menangkup sisi kepala Wonwoo dengan kedua tangan. Memperhatikan detail wajah Wonwoo, mengelus lembut mata, kening dan hidung Wonwoo dengan ibu jari. Wonwoo hanya bisa menutup satu matanya saat Mingyu melakukan hal itu, persis seperti seekor kucing yang keenakan di elus tuannya.
Mingyu lalu mengelus rambut Wonwoo dan mendekatkan bibirnya untuk mengecup kening Wonwoo, turun ke mata, lalu ke pipi, ke hidung dan terakhir, ke bibir. Mingyu menatap sendu mata Wonwoo yang sedari tadi terpejam, lalu melepaskan ciumannya, kemudian memberi kembali kecupan-kecupan kecil ke bibir Wonwoo sebelum berkata,
"Kita harus berbicara." Wonwoo diam, menatap mata Mingyu yang menatap matanya pula.
"Wonwoo. Aku tidak bisa." Ucap Mingyu setelah beberapa saat mereka terdiam.
Wonwoo menatapnya dengan tatapan bingung, tidak bisa apa?
"Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa berpacaran dengan orang lain selain dirimu. Aku…" Mingyu terdiam sejenak, ia bisa merasakan Wonwoo menatapnya dengan tatapan tidak percaya, "ini mungkin bukan urusanmu. Ini mungkin…. Mmm…. Membuatmu tambah muak padaku…"
Wonwoo membuang muka, tahu apa yang selanjutnya akan di katakan Mingyu.
"Wonwoo, aku mohon, beri aku lagi kesempatan. Aku ingin berpacaran lagi dengamu."
"Keluar."
"Wonwoo—"
"Urus saja sana pacarmu."
"Aku tidak punya pacar!"
"Keluar."
"Aku tidak pacaran dengan siapapun, bahkan Seohyun!"
"Aku tidak peduli."
"Kau harus peduli! Kau harus tau bagaimana rasanya diriku yang selalu mengingatmu setiap saat!"
Wonwoo terdiam.
"Aku mohon, Wonwoo.." lirih Mingyu sambil meremas lembut tangan Wonwoo yang berada di genggaman tangannya.
Ruangan itu hening. Wonwoo tidak ingin berkata apapun bahkan dia sama sekali tidak menatap mata Mingyu. Mingyu sendiri menatap Wonwoo dengan pandangan berharap. Menit demi menit berlalu keduanya mempertahankan posisi mereka.
Wonwoo terdiam, tidak tahu harus apa. Benaknya seolah bergulat untuk menerima Mingyu kembali atau menolaknya. Ia akui ia rindu sekali pada pemuda itu, bahkan ia menahan kuat-kuat keinginannya untuk memeluk Mingyu.
Ia senang sekali Mingyu tidak berpacaran dengan siapapun, ia semakin senang saat mendengar Mingyu mengingatnya setiap saat. Dadanya berdebar dan ia merasakan perutnya seolah digelitiki oleh beribu kupu-kupu.
Perlahan Mingyu menggerakkan kepala Wonwoo agar berhadapan dengannya. Ia kembali mengelus wajah tanpa cela itu. Seolah terhipnotis oleh sesuatu, wajah keduanya mendekat dan bibir mereka kembali bersentuhan.
Awalnya hanya sentuhan lembut, tapi Mingyu seolah haus untuk mendapatkan lebih dari bibir itu, jadi dia memperdalam sentuhannya, mencium Wonwoo. Wonwoo melenguh saat lidah Mingyu bermain di belah bibirnya, lalu memekik saat Mingyu menggigit dan mengulum bibir bawahnya lalu berlanjut bibir atasnya.
Mingyu sama sekali tidak merasakan penolakan apapun, maka dia memeluk erat tubuh Wonwoo dan semakin memperdalam ciuman mereka. Keduanya saling bertukar saliva dan lidah mereka bergulat dengan akhirnya Wonwoo menyerah dan membiarkan Mingyu menguasainya.
Ckrek.
"Won, kau—"
Keduanya segera menjauh dengan Wonwoo mendorong Mingyu keras hingga pemuda itu harus jatuh ke lantai untuk yang kedua kalinya. Lalu keduanya menatap kearah Ibu Wonwoo yang berada di depan pintu yang menatap mereka dengan tatapan menyelidik, wajah keduanya memerah.
"Eum.. aku tidak mengganggu kan?" tanya Ibu Wonwoo.
Keduanya menggeleng, Ibunya tersenyum, "Turunlah! Sudah waktunya makan malam!" lalu pergi.
Wonwoo dan Mingyu terdiam, saling membuang pandangan dan tak berani bertatap mata, rona merah di pipi mereka belum hilang. Wonwoo menepuk-nepuk pipinya pelan dan mengelus bibirnya yang basah dan merekah. Rasanya panas dan teringat saat keduanya berciuman tadi.
Wajah Wonwoo memerah lagi. Ia dalam hati merasa berterimakasih Ibunya datang, kalau tidak, entahlah apa yang terjadi. Ia melirik-lirik Mingyu dengan malu-malu, sedangkan Mingyu duduk menunduk dan tidak berani menatapnya.
Wonwoo mengusap bibirnya dengan selimut, lalu bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu. Mingyu menatap punggungnya, ia sebetulnya merasa takut Wonwoo akan marah padanya setelah apa yang mereka lakukan barusan.
"A-ayo m-makan malam." Ucap Wonwoo.
Mingyu tersenyum senang, bersyukur Wonwoo tidak marah padanya "Iya." Dan ia mengikuti langkah Wonwoo seperti anak anjing.
.
.
.
.
^^0^^
Jadi, bagaimana menurut kalian chapter ini? Puas tidak? Btw maaf kalo pendek :3 sengaja :p
Written by Coffey Milk
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Days and Come Back to Me 🐶 Meanie [⏮]
Hayran KurguSequel to Seven Days and Fall in Love. Mingyu merindukannya. Mingyu ingin sekali memeluknya, menyalurkan rasa cinta dan rindu itu untuknya. Mingyu hanya ingin Wonwoo kembali menjadi miliknya. #1 coffeymilk #1 come #1 ichinisan1-3 #1 days #5 seven #6...