"Apa yang terjadi padamu?"
"Kenapa wajahmu?"
"Kenapa kau penuh luka?"
"Habis berkelahi dengan siapa?"
"Kenapa Mingyu bersamamu? Bukan kah kalian sudah putus?"
Wonwoo tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, ia merasa tidak ingin kembali menyinggungkan kejadian mengerikan itu ataupun hubungannya dengan Mingyu. Ia hanya diam di kursinya hingga bel berbunyi.
Selama pelajaran di mulai ia bisa menghembuskan napas lega karena tak ada pertanyaan yang di lontarkan lagi padanya. Namun, saat waktu istirahat tiba, beberapa teman-teman satu kelasnya kembali mengerubunginya dan bertanya-tanya.
"Hei, jawab kami!"
"Kau belum menjawab pertanyaan kami!"
"Apa kau tuli?"
Wonwoo merasa kesal. Ia benar-benar tidak suka dengan pertanyaan mereka.
"Bisakah kalian berhenti bertanya?" tanya Wonwoo dengan nada terganggu.
"Jawab dulu pertanyaa—"
"Jangan mengganggunya." Ucap Mingyu yang baru saja datang dan menatap tajam pada siswi yang tadi memaksa Wonwoo untuk menjawab.
Siswi itu terkejut dan beringsut mundur. Mingyu lalu menatap Wonwoo dan menarik Wonwoo untuk keluar dari kelas.
"Ayo makan bersama." Ajaknya.
Wonwoo tak menjawab, hanya diam menatap punggung Mingyu yang berjalan di hadapannya. Wonwoo diam-diam menahan diri untuk tidak tersenyum dan membiarkan rona kemerahan menghiasi wajahnya. Ia membiarkan Mingyu menarik tangannya menuju kantin, tapi kemudian Mingyu menarik Wonwoo agak kuat hingga Wonwoo berjalan sejajar dengannya.
"Aah. Mingyu, sakiit." Lirih Wonwoo.
"Oh, maafkan aku." Sesal Mingyu sambil melepaskan tangannya untuk mengubahnya menjadi menggenggam tangan Wonwoo dan menautkan jari-jemarinya.
"Uh-uhm." Wonwoo mengangguk, lagi-lagi tak dapan menahan rona merah yang menghiasi wajahnya.
Keduanya berjalan menuju kantin tanpa berbicara apapun hingga mereka berada dalam barisan antrian untuk mengambil paket makan mereka. Semua orang dikantin segera menatap kearah mereka berdua dengan tatapan bertanya.
Mengapa Wonwoo kembali dengan Mingyu?
Atau, kenapa Wonwoo terlihat babak belur?
Wonwoo risih dengan semua tatapan itu. Dirinya ingin kabur, tapi tidak bisa. Mengingat, ia juga harus makan siang dan tidak bisa pula ia meninggalkan Mingyu yang sudah mengajaknya tadi.
"...Woo."
"Wonwoo."
"Wonwoo, jangan melamun."
Mingyu memanggilnya dan menjawil hidung Wonwoo agar sang empunya tersadar dari lamunannya. Ia lalu mengambil nampan makan untuk Wonwoo.
"Ah, maaf." Ucap Wonwoo sambil menerima sodoran nampan dari Mingyu.
Keduanya lalu mengambil nasi dan lauk-pauk secara bergiliran, juga segelas air minum. Mingyu kemudian mengajaknya menuju sebuah meja yang masih kosong tepat ditengah kantin. Posisi mereka semakin membuat Wonwoo tidak nyaman dengan tatapan orang lain padanya. Mingyu menyadari itu segera berdiri dari duduknya dan menatap tajam pada seisi kantin.
"Bisa kalian hentikan tatapan kurang ajar kalian itu? Apa sebegitu kurang kerjaannya kalian?" tanya Mingyu pedas dan membuat mereka kembali menyibukkan diri dengan makan dan obrolan mereka.
Namun, Mingyu menangkap obrolan tak mengenakkan dari meja dimana beberapa para gadis menggosip disana.
"Apa-apaan itu. Wonwoo benar-benar menjijikkan."
"Lihat luka-lukanya, dia pasti sengaja agar menarik perhatian Mingyu."
"Cari perhatian."
"Mau-maunya Mingyu dengan orang sepertinya."
"Pelet apa yang digunakan Wonwoo untuk menggaet Mingyu—"
"Tutup mulut busuk kalian." Ucap Mingyu tajam dan seketika gadis-gadis itu menutup mulut mereka.
Mingyu menghela napas, ia kembali duduk dan berbisik pada Wonwoo, "Maafkan aku, seharusnya tidak mengajak kau kemari." Sesalnya.
Wonwoo tersenyum senang, "Tidak apa, terimakasih, Mingyu."
Mingyu agak ragu, tapi melihat senyum Wonwoo ia ikut tersenyum dan keduanya mulai menyantap makan siang mereka.
"Boleh kami duduk disini?" tanya seseorang sambil menaruh nampan makan di meja, di sebelah Wonwoo.
Wonwoo mendongak, mendapati Jihoon dan Jeonghan yang tersenyum padanya. Wonwoo mengangguk, "Tentu."
Jihoon dan Jeonghan lalu duduk di sisi kanan kiri Wonwoo. Kemudian, Jihoon segera membalik tubuh Wonwoo kearahnya hingga Wonwoo terkaget-kaget dan Jihoon memeriksa luka-luka di tubuh Wonwoo.
"Syukurlah, Mingyu mengobatimu dengan baik.." ucap Jihoon sambil menghela napas lega.
Mingyu agak protes mendengarnya, "Hei, berterimakasihlah sedikit padaku." Tapi ia malah diacuhkan.
Jeonghan menatapnya dengan tatapan sedih, "Semoga cepat sembuh, Jeon Wonwoo.."
Wonwoo mengerjap-ngerjapkan matanya, mencoba memproses apa yang terjadi lalu mengangguk, "Terimakasih."
Kemudian, Seungcheol dan Soonyoung datang dan duduk di sebelah kanan dan kiri Mingyu, "Bagaimana keadaanmu, Wonwoo?" tanya Seungcheol."Sudah tidak apa-apa, terimakasih." Jawab Wonwoo.
"Syukurlah."
"Sudah, ayo makan dulu. Nanti saja mengobrolnya." Ucap Mingyu.
.
.
.
.
Written by Coffey Milk
![](https://img.wattpad.com/cover/205017448-288-k753773.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Days and Come Back to Me 🐶 Meanie [⏮]
FanficSequel to Seven Days and Fall in Love. Mingyu merindukannya. Mingyu ingin sekali memeluknya, menyalurkan rasa cinta dan rindu itu untuknya. Mingyu hanya ingin Wonwoo kembali menjadi miliknya. #1 coffeymilk #1 come #1 ichinisan1-3 #1 days #5 seven #6...