Lebih dari Indah

1.9K 178 87
                                    

"Bukan hanya dompet yang kau copet, tapi hati juga kau curi"

didedikasikan kepada sangkyung_choi yang memberikan ide cerita receh ini, Yang rusuh bener maksa-maksa aing, makan nih oneshoot!

🍋🍋🍋

Selembar undangan baru saja dipungut oleh Sehun. Membaca nama kedua calon mempelai yang tercetak indah di sampul undangan membuatnya mendengus, sobatnya sudah akan menikah. Chanyeol Adhiarta dengan gadis yang dipacarinya sejak masa putih abu-abu, Wendy Camelia. Ngomong-ngomong langgeng sekali mereka, tidak seperti Sehun yang paling banter pacaran sebulan dua bulan, ujung-ujungnya jomblo diusia matang begini.

Ya bayangkan saja usia cowok itu sudah mau menginjak 30 tahun, bahkan Bunda juga tak jemu menyuruhnya menikah, katanya tidak sabar ingin segera menimang cucu.

Cowok itu berjalan menuju ranjangnya, menghempaskan tubuh besarnya disana sembari sesekali membaca kertas undangan dengan warna putih tulang itu, di bagian belakang ada satu foto Chanyeol dan Wendy di sekitar padang edelweis Gunung Bromo. Foto prewedding.

"Ck kapan ya gue nikah?", gumamnya setelah melemparkan undangan tersebut ke lantai sembarangan.

Anjak dari posisinya cowok itu mengacak surainya pelan, "Yaudah lah ya, jodoh mah nggak kemana!"

🍋🍋🍋

"Ya nggak apa toh Hun, ntar kita berangkatnya barengan bertiga!"

"Ck ogah ah, ntar yang ada gue jadi laler kalo bareng lo bedua!"

Seulgi, cewek yang barusan mengajak Sehun berangkat bersama untuk memenuhi undangan Chanyeol. Seulgi kebetulan berangkat dengan tunangannya, Kaisar Pangestu.

"Lo sih betah banget ngejones! Malu tuh sama tytyd yang segede terong itu!", hardik Kai semerta-merta.

Kontan Seulgi layangkan cubitan mematikan di lengan kanan sang tunangan, "Yank, kalo ngomong tuh yang bener deh!"

"Sshh aku kok dicubit sih?", keluh Kai mengusap lengannya yang memerah.

"Ya lagian kamu mulutnya nggak ada filter!", ketus Seulgi hendak mencubit lagi tapi tangannya ditahan oleh Kai.

"Cubit lagi cioomm nih!"

Nah kan, belum apa-apa Sehun sudah jadi lalat saja. Lalat di tempat sampah yang eksistensinya tak pernah dianggap berharga. Cowok itu mendengus, buang muka.

🍋🍋🍋

Sret!

Satu sudut bibirnya tertarik, bagus sekali tidak ada yang menyadari! Dompet setebal kamus bahasa Indonesia itu sudah berpindah tempat. Yang semula tersimpan disebuah tas kini beralih tangan. Secepat kilat kedua tungkai itu menjauh, membawa kabur benda yang baru saja dia ambil tanpa ijin itu.

𝙇𝙚𝙢𝙤𝙣 𝙏𝙚𝙖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang