[!!] Semi Baku
[!!] Receh
🍋🍋🍋
Irene membuang benda kecil di tangannya itu dengan sorot mata kecewa. Gimana nggak, ini sudah kali kepuluhan dia nyoba tapi, selalu aja hasil yang sama dia dapatkan.
Negatif.
Begitulah kata testpack yang kini sudah menjadi penghuni tempat sampah plastik di sisi pintu kamar mandi.
Di tahun yang hampir menginjak angka 5 usia pernikahannya, dia belum juga diberi kesempatan untuk merasakan yang namanya hamil. Ngerasa lelah dengan kondisinya saat ini.
Apa ada yang salah?
Nggak.
Irene dan suami sehat-sehat aja. Bahkan mereka udah bolak-balik konsul ke dokter Boyke dan katanya kalau belum ada hasil disuruh sabar aja.
Sabar sampai kapan sih, panjul?
Udahlah yang penting sabar aja dulu, mungkin belum rejeki.
"Kamu kenapa, Rene?"
Wanita yang tahun ini genap menginjak usia 30 tahun itu menatap sendu kearah tempat sampah yang mana pandangan sang suami turut melihat kearah yang sama.
Pasti negatif lagi, pikir Sehun.
Ya, Sehun. Siapa lagi? Suami Irene ya pasti Sehun! Nggak ada yang lain tytyck!
Sehun tersenyum legowo menerima takdir barangkali memang Tuhan belum bisa ngasih kepercayaan pada mereka berdua soal momongan. Diraihnya pundak mungil isterinya itu lantas mendekapnya.
"Nggak apa-apa. Kita sabar aja ya? Aku nggak bakal marah kok," ujar Sehun menenangkan. Gimana pun juga kasihan Irene yang sudah terbebani dengan mulut-mulut nganggur orang-orang di sekitar, dia nggak mau jadi suami yang turut menyalahkan si rahim yang belum juga ada isinya.
Ini hanya masalah waktu.
Kuncinya sabar :))
Lama kelamaan dirasa tubuh mungil itu mulai bergetar dan suara isakan sayup-sayup terdengar. Irene lagi-lagi menangis.
"Aku nggak ada gunanya banget hiks. Aku tau kamu pasti kecewa hiks..."
Hadeh, kalau udah dengar hiks-hiks dari mulut Irene rasanya Sehun jadi turut ngerasa bersalah. Nggak tega :((
"Kata siapa kamu nggak ada guna hmm? Udah dibilangin aku nggak apa-apa, sayang. Aku nggak bakal marah. Cup cup cup!"
"Hiks aku capek, Hun dikatain mandul, nggak bisa ngasih keturunan buat kamu. Ibu-ibu yang belanja sayur bareng aku selalu nanya-nanya kapan aku isinya hiks huhuhu nggak tau apa kita tiap malem juga udah kerja keras sampe springbed kita ngeluarin bunyi ngkik-ngkik hiks," sahut Irene yang menyeka sudut matanya.
Sehun antara sedih sama pengen ngakak. Harus banget ngkik-ngkik gitu?
Mungkin udah saatnya ganti springbed Pak, Bu hehe.
"Nggak usah didengerin apa kata mereka, cuekin aja. Ibu-ibu kan emang suka begitu, ghibah, kamu kan juga sering ngajakin aku ghibah hayo!" hibur Sehun agar Irene berhenti nangisnya.
