Autumn Tears

1.6K 143 98
                                    

Bagian terakhir dari judul “My Bastard Teacher”
Jika baru datang, silahkan mampir ke judul pertama dan kedua, ini yang terakhir *jadi nggak usah naxt next naxt next lo 😂 tuman!

⚠ No Childern (21+)
Konten mengandung bawang!





🍋🍋🍋

Hari pertama pada musim gugur mengantar Irene tiba di sekolah. Gadis dengan manik jernih itu berjalan seorang diri menyusuri koridor. Sama halnya dengan daun-daun kering yang berguguran di halaman sekolah, seperti itulah dirinya saat ini. Tidak ada daya hanya untuk sekedar mempertahankan diri agar tidak jatuh menghempas ke tanah. Daun itu semula tumbuh dengan cantiknya pada musim semi lantas diuji pada musim panas dan tibalah berakhir nasibnya pada musim gugur. Persis seperti dirinya, gadis cantik polos yang tiba-tiba terjebak di dalam belenggu perjanjian gila dengan pria yang notabenenya adalah gurunya sendiri.

Semakin berprestasi, Irene semakin merasa begitu ada banyak beban yang menghampiri. Pundak sempitnya tak sanggup jika harus menanggung itu semua lebih lama, ia ingin bebas. Ia ingin menjalani hidupnya dengan tenang.

Dua hari yang lalu adalah terakhir kali ia melayani Sehun di dalam mobil pria itu. Kadang ia merasa tidak pantas mengenakan seragam sekolah ketika dengan tidak tahu aturannya ia bermain dengan Sehun masih dengan seragam yang melekat pada dirinya. Ia bukan siswi SMA, ia pelacur!

Gadis itu menjadi lebih pendiam dari biasanya. Yang biasanya akan tertawa kala Lucasㅡteman sekelasnyaㅡmelempar candaan, kini Irene hanya menampilkan senyum simpulnya. Bahkan berapa kali Irene tertawa akhir-akhir ini bisa dihitung dengan jari.

Pelajaran pertama hari ini adalah matematika. Kelas tak lama dimulai setelah bel masuk menginterupsi seluruh penghuni sekolah. Dengan langkah angkuh dan dingin seperti biasanya, Sehun memasuki kelas. Seluruh siswa bangun dari duduknya lantas membungkuk memberi salam. Pria dewasa itu mulai menerangkan materi. Tiba di penjelasan terakhir, Sehun mengerutkan keningnya samar memandang Irene yang diam menatap keluar jendela. Sejak tadi gadis itu hanya menjatuhkan pandang kearah sana, sama sekali tidak mendengar dan mengikuti apa yang sudah ia terangkan di papan tulis.

“Ada yang bersedia untuk mengerjakan latihan soal di papan?” Sehun bersuara sambil menebar pandang ke semua siswanya.

Tidak ada yang bersuara. Semuanya hanya bungkam dengan saling lirik satu sama lain. Berharap tidak dipanggil ke depan untuk mengerjakan latihan soal tersebut.

Netra elang itu jatuh pada sosok gadis yang sedari tadi memiliki dunia sendiri. “Bae Irene.”

Yang mana gadis itu tidak meresponnya karena terlalu sibuk hanyut dalam semesta yang gadis itu ciptakan sendiri dalam sebuah bentuk pikiran.

“Rene,” panggil satu siswa yang duduk di belakang gadis itu. Telunjuknya mencolek bahu Irene sebanyak dua kali.

Irene bereaksi. Gadis Bae itu menolehkan kepalanya.

Siswi itu menunjuk kearah depan dan Irene segera mengikutinya. Disana Sehun sudah melemparkan tatapan dinginnya.

“Kerjakan soal di papan!” titah Sehun menyilangkan tangannya di depan dada. Ini materi baru, apa Irene bisa menyelesaikannya sementara gadis itu sedari tadi hanya melamun saja?

𝙇𝙚𝙢𝙤𝙣 𝙏𝙚𝙖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang