140 vote and 15 comment for next
***
Marvin : Hey, sudah siap untuk ke pesta? Kau pergi dengan Darren, ya? Kuharap dia tidak jatuh cinta padamu setelah melihatmu memakai gaun itu. Kutunggu di sana. See you, Love.
Violet melengkungkan senyum ketika membaca pesan yang Marvin kirim. Sejak empat hari yang lalu, lelaki itu memang sering mengirimi Violet pesan singkat remeh temeh yang sekadar berisi--Goodnight, Goodmorning, apa yang kaulakukan?, kau tak sedang bersedih, kan? Aku sedang bekerja, dan hal yang sejenis itu.
Bagi Violet yang sepertinya nomornya bahkan tak disimpan oleh Darren, perlakuan Marvin yang seperti ini benar-benar terasa hangat. Entahlah, Violet memang sudah gila sepertinya. Empat hari yang lalu Marvin mencium dahinya dan setelah itu, Violet langsung kehilangan kewarasan. Sungguh ajaib.
ME : Aku sudah siap dan ya, aku pergi dengan Darren. Kau pergi bersama Angela?
Marvin : Tidak, aku membawa pasanganku. Kan undangannya untuk dua orang dan kami berdua sama-sama diundang, jadi kami memutuskan untuk pergi dengan pasangan masing-masing, dia dengan Seth dan aku ....
Dahi Violet berkerut. Jujur saja, ada perasaan aneh yang menelisik hatinya saat ia selesai membaca pesan Marvin. Violet tahu dia terbawa perasaan karena sikap Marvin yang kelewat manis. Violet juga tahu kalau hatinya mulai berpindah tempat. Namun, ia tidak pernah tahu kalau ketertarikan yang ia rasakan pada Marvin pada nyatanya terasa jauh lebih besar ... daripada yang pernah ia pikirkan.
Tangan Violet bergetar, ia ingin membalas pesan Marvin setenang mungkin, tapi ia merasa tak bisa. Tiba-tiba matanya terasa panas dan hatinya serasa diremas. Perasaan ini terasa sama dengan ketika Darren pergi dari sisi Violet hanya demi menemani Gladys. Cemburu. Ya, orang-orang menyebutnya begitu.
Marvin : Hei, kok tak membalas? Jangan bilang kau menangis karena cemburu aku membawa pasangan lain? Haha, aku hanya bercanda, Sayang. Aku sendirian, karena pasanganku sekarang sedang berstatus sebagai istri orang :(
Ada kelegaan yang luar biasa yang tanpa sadar Violet rasakan setelah ia membaca pesan Marvin. Perasaan yang gila, dia bahkan tak pernah membayangkan kalau ia akan jatuh cinta pada Marvin Frew, kakak dari Angela Frew, sahabatnya sendiri. Terlebih, sifat lelaki itu yang playboy dan agak narsis tidak pernah masuk ke dalam daftar karakteristik pria yang Violet idamkan. Sungguh ... Violet masih tak mengerti bagaimana bisa ia berakhir seperti ini.
ME : Kau gila, ya? Aku tidak menangis. Bersiap-siaplah, aku mau pergi sekarang. Bye.
Marvin : Oke, sampai jumpa nanti, Sayang <3
"Pria gila." Violet menggelengkan kepala ketika ia membaca pesan terkahir Marvin. Setelah kejadian di mana lelaki itu mencium dahinya, Marvin jadi lebih sering memanggil Violet dengan sebutan 'Sayang' sekarang. Bahkan, ia tak ragu-ragu dalam menambahkan emotikon hati hampir di setiap chat.
Mereka memang rutin saling mengirim pesan, meski awalnya terasa aneh, entah bagaimana sekarang Violet sudah terbiasa. Terkadang, obrolan ia dan Marvin bahkan lebih terasa seperti suami istri bila dibandingkan dengan pesan Violet dan Darren yang terasa dingin--karena Darren tak pernah membalas teks yang Violet kirim.
"Siapa yang gila?"
Violet terlonjak kala suara Darren terasa begitu dekat di belakangnya. Dengan segera, perempuan itu menyembunyikan ponselnya dan menoleh. Mendapati Darren sudah tampak sangat tampan di sana, dengan tuxedo putih yang membalut tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Mr. BASTARD! [TAMAT]
RomanceFOLLOW PENULIS DULU DEMI KENYAMANAN BERSAMA! Blurb di dalam. mulai : 25 Desember 2019 selesai : 3 Mei 2020