#34

71.2K 2.9K 181
                                    

"Darren aku sangat merindukanmu!"

Gladys berlari dan memeluk Darren kala lelaki itu menapakkan kaki masuk ke rumahnya. Dengan senyum semringah, Gladys mendengus wangi lelaki itu dalam-dalam, seolah mereka sudah tidak bertemu lebih dari satu tahun.

"Kau merindukanku?" Darren berkata dari balik pelukannya. Tangan besarnya mengelus rambut Gladys pelan dan di saat yang sama, seorang bocah berlari ke arah kaki Darren dan merangkulnya erat. "Hey Boy, long time no see."

"Paps!" Andrew berteriak girang. Anak itu bahkan sudah jauh lebih besar dari yang terakhir Darren lihat, oh astaga, apa memang semua bocah tumbuh secepat itu? Darren jadi ingin punya satu ... dengan Violet.

"I bought you some pizza and cola. Do you like it?" Darren tersenyum dan mengangkat kantong plastik yang daritadi ia pegang lebih tinggi dari sebelumnya.

"Yes!" Andrew melompat senang dan segera menarik Darren ke dapur, membuat Gladys cemberut karena pelukan mereka terlepas secara paksa.

"Hei, ini sudah malam. Kau masih mau makan pizza? Astaga, Andrew. Kau bisa buncit." Gladys mengoceh selagi mengeluarkan kotak makanan itu dari kantong plastik. "Apalagi cola, gula dari minuman ini sangaat banyak. Sungguh tidak sehat. Papa, kenapa kau membelikan dia ini?" tanya Gladys, pura-pura merajuk. Meski Darren tahu kalau perempuan itu tak serius.

"Mom jangan mengoceh terus, ayo keluarkan pizzanya!" keluh Andrew kesal sambil mengembungkan pipi. Bocah itu sangat lucu, dia punya paras yang rupawan.

"Astaga, kau tidak sabar sekali." Gladys mendengkus pelan.

"Hei, jangan memarahinya." Darren bergerak mendekati Gladys dan meminta perempuan itu mundur. "Kau duduk saja, biar aku yang siapkan."

"Aku duduk, kau mau aku ikut makan? Aku tidak akan memakan itu, Darren. Kau tahu aku bisa gemuk." 

"Aku tak minta kau makan, hanya saja pizza ini akan keburu dingin bila kau yang menyiapkan," kata Darren dengan senyuman yang menyindir, membuat Gladys mendengkus pelan, sedangkan Andrew terkekeh setuju.

"Aku sudah lama tidak menemui kalian, jadi kupikir tidak ada salahnya membelikan anak Papa sesuatu yang enak." Darren memberikan sepiring pizza dan secangkir kola dingin yang langsung diterima dengan semangat oleh Andrew. Bocah itu refleks berdiri dan berlarian, kemudian ia bergerak ke ruang tengah di mana ada acara televisi kesukaannya tengah diputar di sana. Ternyata tadi dia sedang menonton, ia keluar hanya karena ingin memeluk Darren dan kebetulan, lelaki itu membawa makanan kesukaannya.

"Jadi, katakan padaku, bagaimana proses perceraianmu?" guman Darren sembari mencomot satu pizza dan menyodorkannya ke hadapan Gladys sesaat setelah ia selesai mengigit.

Gladys menggeleng dengan wajah yang tak senang dan menepis tangan Darren pelan. "Semuanya berjalan lebih cepat daripada yang kuperkirakan, sepertinya Edward bangsat itu benar-benar sudah tak tahan untuk bercerai denganku."

"Hmm? Begitu." Darren mengangguk-angguk paham, kali ini ia menyeruput cola yang juga ia beli secangkir untuk dirinya sendiri. " Jadi, bagaimana respons keluarga kalian? Aku sudah terlalu lama tidak ke sini, sampai-sampai tidak pernah mendengar kabar lagi."

"Aku sangat membencimu karena itu." Gladys memicingkan mata dan menatap Darren sebal. "Kau pasti sekarang senang, ya? Di rumah kau punya wanita bodoh yang menunggumu, padahal dia tahu kalau kau hanya mencintaiku, tapi dia masih saja setia. Astaga, mengingat dia membuatku kesal."

Darren sangat tidak suka dengan cara Gladys mendeskripsikan Violet, tetapi lelaki itu tak berkata apa pun dan terus memasang wajah datar—seolah ia tak keberatan. Ia memang sudah lama sekali tidak mengunjungi Gladys. Ribuan alasan Darren lemparkan setiap kali Gladys mendesaknya untuk datang, sampai pada hari ini akhirnya ia mengalah dan melangkahkan kaki kembali ke sini, padahal ia belakangan sangat sibuk karena salah satu projek yang tengah ia garap.

Marrying Mr. BASTARD! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang