#36

69.4K 3.2K 189
                                    

250 vote dan 40 comment for next

**


"Bagaimana hubunganmu dengan Darren?"

Gladys bertanya. Penampilan Violet yang jauh lebih bersinar dari saat terakhir mereka bertemu membuat Gladys merasa kesal—Gladys memang pernah melihat Violet sebelum ini, karena ia datang ke pernikahan Darren, tetapi saat itu, ia yakin Violet tak mengenalinya. Benar, Violet memang lebih muda darinya, itu adalah salah satu poin yang tak bisa ia tepis, tetapi selain faktor tersebut, Violet bukan apa-apa.

Gladys jauh lebih luar biasa!

"Baik-baik saja." Violet menjawab tenang, berusaha untuk tidak terintimidasi apalagi sakit hati dengan perkataan yang akan Gladys lontarkan. Violet yakin, perempuan itu ingin memberitahu sesuatu yang mungkin bertujuan untuk membuatnya terluka, itulah kenapa dia mau bertemu hari ini. "Dia adalah suami yang luar biasa. Dia mencintaiku dan bilang bahwa ia ingin belajar percaya padaku. Jadi, aku memutuskan untuk percaya padanya juga. Hubungan pernikahan kami sangat baik ... kalau saja kau tidak ada di antara kami berdua."

"Oh, benarkah?" Gladys menyeringai sinis, tetapi itu hanya terjadi satu detik. "Apakah benar pernikahanmu sebahagia itu? Padahal, kau tahu ... Darren sangat sering mengunjungiku di awal-awal pernikahan kalian."

"Tentu saja kami memang sebaik itu," ucap Violet, berusaha terlihat meyakinkan. "Aku sudah mengetahui hubungan kalian sejak lama dan aku berusaha mengerti. Setidaknya, Darren adalah milikku secara hukum dan agama. Kami terikat sebagai suami istri. Yang berarti, sekalipun dia selingkuh, kau tidak punya makna yang sebesar itu. Karena akulah yang dinikahi olehnya. Bukan kau."

Satu-kosong, batin Violet bersuara senang setelah ia melihat ekspresi kesal Gladys yang menatapinya marah terang-terangan setelah ia selesai berbicara. Merasa ini adalah kesempatan yang bagus, Violet melanjutkan serangannya.

"Dia memintaku untuk memahami dirinya. Meskipun hubungan kami didasari oleh perjodohan, tetapi perlahan kami saling jatuh cinta. Bahkan, Darren bilang padaku kalau dia ingin segera memiliki anak. Itulah yang membuat kami jadi rutin bercinta. Dan aku sangat yakin, dia tidak mau punya anak darimu karena itu akan menjadi masalah, bukan?"

Perkataan Violet barusan hanya tebak-tebakkannya semata, tetapi menilai bagaimana sorot mata Gladys semakin membara nyaris membuat Violet tertawa penuh kemenangan. Astaga, kenapa tadi ia merasa terintimidasi kalau ia bisa menang dengan mudah?

Apa sekarang sudah dua-kosong? batin Violet berteriak senang.

Gladys berusaha untuk tetap tenang—tidak bereaksi berlebih. Namun, ekspresi wajahnya tak bisa ia kendalikan. Perkataan Violet membuat jari-jarinya terkepal kesal, tetapi ia masih berusaha untuk menahan emosinya. Gladys kemari untuk membuat Violet mundur, bukan untuk membuat keributan, dan ... ia mau bermain secara elegan. Agar Violet tahu, kalau mereka tidak berada di satu level.

Juga, menilai dari perkataan yang Violet lontarkan, sepertinya dia sangat polos dan ... manusia lugu ini sedang berusaha untuk terlihat kokoh nan mengerikan di depan Gladys?

Wrong target, bitch!

"Begitu." Gladys tersenyum seolah perkataan Violet tak mempengaruhinya dan mengubah posisi duduk menjadi lebih tegap. "Dan apa kau tahu ... aku dan Darren sudah mengenal sejak lama?"

Violet tidak tahu karena Darren tidak pernah cerita. Yang dia tahu, Gladys adalah perempuan yang Darren cintai. Hanya itu. Selebihnya, Violet tidak pernah mencari tahu lebih dalam karena ia takut terluka.

Gladys melanjutkan tanpa menunggu jawaban—seolah ia memang tak mengharapkannya. Perempuan itu nyaris tertawa penuh kemenangan kala ia melihat ekspresi bingung Violet. "Kami dulu pernah berpacaran."

Marrying Mr. BASTARD! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang