Tigapuluhsatu

2.9K 146 113
                                    

🔥 SPESIAL PART SEBAGAI HADIAH BUAT KALIAN YANG UDAH SEMANGATIN AKU SAMPE SEJAUH INII 🔥

KOMEN NYA DITAMBAH PAKE EMOTICON BERANI NGGAK?🔥

Jika suatu saat aku menghilang. Aku harap, kalian tetap ingat aku. Jangan hanya nama, tapi ingatlah semua kisahku.

—author—

***

Keluarga. Bagi Vanilla saat ini sudah tidak ada keluarga. Ayah, Bunda, Velly, semuanya menjauhinya. Bahkan untuk kesalahannya yang tidak ia perbuat.

Vanilla masih menatap Velly yang menitikkan air matanya, "Van, maafin gue. Gue gagal jadi saudara buat lo," Velly masih menangis dengan tetap mencekal pergelangan tangan Vanilla.

Vanilla menatap dengan tatapan kosong, "gue punya saudara? Sejak kapan? Sejak gue kaya mayat hidup kaya sekarang?"

"Gue capek hidup begini Vel. Dunia lucu ya ternyata. Terlalu mudah percaya. Pantes aja mama ngga mau lama-lama di dunia," Vanilla mulai melepaskan cekalan tangan Velly. Berjalan menyeberang tanpa menatap kanan dan kiri.

Ozy dan Velly terkejut melihat Vanilla yang tiba-tiba berjalan tanpa memperhatikan kendaraan yang melintas. Suara-suara klakson terdengar nyaring di telinga Velly dan Ozy.

"Kak! Bawa Vanilla, kak!" Perintah Velly kepada Ozy. Tapi Ozy tetap diam. Sampai ada satu motor yang melaju kencang, dan menarik separuh tubuh Vanilla sampai terpental.

"VANILLAAAAAA!!!!!"

Teriakan Velly terdengar samar-samar di telinga Vanilla. Mata Vanilla rasanya berat sekali untuk dibuka. Beberapa menit, tidak ada yang menarik minggir Vanilla dari jalanan. Sampai suara seseorang masuk ke rongga telinga Vanilla, sebelum Vanilla benar-benar menutup matanya.

"LO SEMUA GOBLOK! NGGA BERGUNA! NGGA PUNYA OTAK! MANUSIA APAAN LO?!"

***

Vanilla Alexa menjadi korban tabrak lari.

Berita yang tersebar murahan di Line milik teman-teman Vanilla telah sampai ke akun milik ayah Vanilla. Kerutan terlihat di dahinya. Mungkin seperti mengenal namanya, atau bagaimana.

"Re, ini berita apaan sih. Ngga jelas banget, nih," ayah Vanilla menunjukkan ponselnya ke arah Freya yang juga sedang duduk menonton tv.

"Ngga tau, Pa. Reya ngga peduli. Bodo amat," balas Freya.

"Kok, papa kaya kenal namanya, ya? Tapi lupa, dia temen kamu ya, Re?" Tanya papa Freya.

Freya hanya menghedikkan bahunya, entah respon Freya seperti agak risih dengan pertanyaan papa nya.

Dari belakang, Dina datang dengan tergesa. "Papa, Dina izin ke rumah sakit, ya. Temen Dina kecelakaan, Dina pamit, Pa," Dina berlari keluar rumah dengan panik.

Karena Velly bilang, Vanilla kehabisan banyak darah, dan terkena benturan keras di bagian kepala belakangnya.

Dina melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tidak mengajak Freya, bahkan Freya pun tidak merespon sikap Dina barusan.

If I Can [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang