Empatbelas

2.7K 118 6
                                    

Happy Reading
Maaf kalau banyak typo yang bertebaran 😂
Jangan lupa kasih vote dan komentar nya

***

Velly yang melihat Vanilla berlari, ikut mengejar Vanilla.

Vanilla berlari menuju ruang musik. Ruangan yang ia jadikan sebagai tempat untuk menangis.

Velly menutup kembali pintu setelah masuk. Melihat Vanilla duduk bersandar di kaki piano sambil memeluk kedua lututnya.

"Vani, lo kenapa? Jangan bikin gue sedih, lo ngga pernah cerita ke gue," Ucap Velly dengan suara sedikit bergetar menahan tangis.

"Gue ngga ngerti lagi kak, dia.. Dia yang hancurin harapan gue, ternyata adik tiri gue, kak..." Ucap Vanilla di sela-sela tangisannya.

Velly yang mengerti maksud ucapan Vanilla langsung memeluk erat Vanilla.

"Van, kita emang ngga tinggal serumah, orang tua kita beda sekarang. Tapi mau gimana pun juga, lo tetep adik gue, Van." Ujar Velly sambil menyeka air matanya yang menetes.

Velly mengusap punggung Vanilla berusaha meredakan tangis Vanilla.

"Lo ngga perlu malu untuk cerita sama gue. Gue tetep jadi kakak kandung lo, gue bisa rasain apa yang lo rasain, Van." Lanjut Velly mempererat pelukannya kepada Vanilla.

Tangis Vanilla mereda. Vanilla menatap Velly yang juga menatap nya,

"Lo tetep jadi adik kecil gue.. Sampai kapanpun, Van." Ucap Velly sambil mencium puncak kepala adiknya. Vanilla menunjukkan jari kelingkingnya didepan Velly.

"Janji, jangan kasih tau bunda kalau ayah balik ya, Kak... Awas, lo!" Ucap Vanilla lembut tapi sedikit mengancam.

"I promise," Balas Velly sambil mengaitkan kelingking nya ke kelingking Vanilla.

***

"Haii... abwank Oji, uuunnch, dede Keano kangen nih," Dan Keano sang perusuh pun datang dengan suara yang dibuat menjijikan sambil memeluk sebelah lengan Ozy.

Ozy bergidik geli, sedangkan kedua temannya—Ibram dan Nico asik tertawa melihat pemandangan yang jarang sekali mereka temukan.

"Hahahhaa... najis, Keano. Bukan temen gue lagi lo, ya.. Hahaha," Ucap Nico sambil memakan permen karet yang baru dibuka nya.

Ozy masih berusaha melepaskan pelukan menjijikan Keano pada tangannya, sehingga raut wajah nya berubah masam.

"Fix, Ke. Kita udah ngga temenan, ya!" Ucap Ibram disertai tawa yang menggelegar.

Kebetulan keadaan kantin masih sepi, karna masih sangat pagi sekali.

"KEANO LEPAS.. JIJIK GUE, PARAH!! KETULARAN SIAPA SIH, LO? KEBANYAKAN KUMPUL SAMA EMAK-EMAK RUMPI, SIH LO!" Oceh Ozy kesal dengan sikap Keano.

Sepersekian detiknya, Keano dan kedua temannya tersenyum dan mendekati Ozy.

"Gue cuma mau ngehibur lo, Ji. Gue cuma ngga mau temen gue gila karna harus memilih," Ucap Keano sambil merangkul bahu Ozy.

"Jangan memilih... Aku... bila kau tak sanggup setia..." Ibram menyanyikan sepenggal lagu. Tetapi yang didapatkan adalah sebuah pukulan telak di punggung kepalanya.

If I Can [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang