Enam

4.5K 259 34
                                    

Jika aku dapat menjadi yang terbaik di hidupmu, aku akan membuat warna-warna indah disetiap harimu.

-Ozydiansyah Aditama-

***

Vanilla bangun dari tidurnya ketika jam weker telah berbunyi, menunjukan pukul 04.35. Ya, lewat lima menit, harusnya ia bangun pukul 04.30.

Vanilla turun dari kasurnya kemudian pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Bukankah dekat dengan tuhan lebih penting?

Setelah selesai berwudhu, Vanilla langsung bersiap-siap untuk sholat.

"Vani, bangun. Sholat subuh dulu."

"Udah, bun, ini Vani barusan selesai sholat, hehe," Vanilla mencium tangan bunda nya.

"Yaudah, bun, Vani langsung mandi ya, hari ini Vani piket, jadi harus lebih pagi datengnya," Vanilla keluar menuju balkon kamarnya untuk mengambil handuk pink bergambar little pony kesayangannya.

Ah, iya! Vanilla memang pencinta karakter pony, mulai dari boneka, figure, handuk, bahkan selimut dan sprei nya bergambar pony.

"Iyaa, nak, udah sana ah, biasanya juga mandi ngga pake bilang-bilang dulu."

"Bunda juga tumben manggilnya 'nak' biasanya manggilnya Vani doang. Hahaha," Bunda Vanilla terkekeh melihat tingkah putrinya yang menurutnya aneh. Vanilla tertawa meninggalkan bundanya dan berlari ke kamar mandi.

***

Vanilla sudah memakai seragam nya dengan rapi, ia memakai bedak bayi di wajahnya, dan sedikit liptint. Sangat sederhana. Tapi bikin cowok-cowok meleleh. Ditambah rambut yang dikepang dua di kanan dan kiri kepalanya, menurut Vanilla, tatanan rambut itu cocok untuk hari ini. Karena jadwal hari ini adalah olahraga.

Ia menyambar ransel pink nya kemudian turun kebawah untuk sarapan.

"Selamat pagi, bunda Kiara yang cantik tanpa ada keriput di wajah nya," Vanilla mengecup kedua pipi Bunda nya.

"Buset, itu mulut apa jaringan 4G? Ngebut banget?" Bunda Vanilla tertawa melihat kelakuan anak semata wayangnya.

"Yee, bunda mah, gini-gini juga anak kesayangan bunda kan? Yaiyalah, Vanilla gitu loh!" Vanilla mengambil roti tawar kemudian mengoleskan selai nutella di atasnya. Vanilla sangat suka sekali dengan coklat.

"Iya-iya, udah gih, buruan makan. Nanti bunda yang anter, hari ini, cafe buka siang."
Bunda Vanilla duduk disamping Vanilla sambil meminum segelas coklat panas.

"Siap! Captain!"

Vanilla dan Bunda nya menaiki mobil menuju sekolah Vanilla, Vanilla duduk di kursi belakang dengan headset di kedua telinga nya.

"Vani."

"Vani," Vanilla masih bergeming, dia tidak mendengar panggilan bunda nya.

"Vanilla Alexa," Bunda Vanilla memanggil nama Vanilla secara lengkap sambil terkekeh melihat tingkah anak nya.

"Eh ... i ..iya, bunda, ngapain sih, ngagetin aja ih!" Vanilla mengerucutkan bibirnya, ia jengkel dengan bunda nya karena merasa diganggu saat sedang memikirkan Ozy.

Ozy? Ngapain gue mikirin dia sih? Ah, gausah jaim lo Van, semua orang juga tau lo suka Ozy.—Batin Vanilla

"Kamu kenapa sih, sayang? Kamu ngga sadar kita udah sampe? Mau sampe kapan bengong disitu terus?" Bunda Vanilla yang tadi hanya tertawa kecil sekarang lebih mengeraskan suara tawa nya. Vanilla turun dari mobil kemudian menyalami tangan bunda nya.

If I Can [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang