"Ya kalo Jeffrian yang punya hajat bisa berlangsung 7 hari 7 malam pake karpet terbang alias maha ribet dan maha meriah, kawan-kawan."
Begitu ucapan Adnan ketika Jeff mengumumkan akan segera melangsungkan pernikahan dengan Adinda ke kawan-kawan terdekat.
Ten, Aldo, Saka, Juniya dan Adnan sudah fix didapuk menjadi groomsmen. Mereka sudah mendapat printilan yang harus dijahit dan dipakai ketika acara berlangsung.
"Bentar, kok ada 2 kotak?" tanya Saka setelah beres mematikan rokoknya.
"Acaranya ada dua. Resepsi buat keluarga sama kolega, sama resepsi buat temen-temen. Ini sengaja gue pisah karena nggak akan cukup satu venue dalam satu hari kalo semua digabung" jelas Jeff.
Adnan bertepuk tangan dramatis, "Gue kata apa kan, tuan muda kalo kondangan emang beda kelas. Juniya kemaren udah ribet ternyata lo lebih ribet ye."
"Beda kota juga? Ini gue yang salah lihat atau emang kertas ini tiket ke Bali pulang-pergi?" Aldo mengangkat lembaran tiket berisikan namanya.
Jeff kembali mengangguk, "Resepsi buat keluarga di Surabaya, buat yang lain di Bali. Gue udah pesen tiket, hotel, transportasi lainnya lo tinggal terima beres bawa badan ke bandara" jelasnya.
"Ini pernikahan lo diliput langsung ama stasiun TV nggak? Ada endorsement? Teko ndi ae?" tanya Saka. Di otaknya sudah terbayang ratusan hingga ribuan undangan yang memenuhi venue. Berisikan daftar orang penting, mulai dari korporat, hingga selebritis ternama. Semua mungkin kalau berurusan dengan Jeffrian Ashari Mandira.
"Yo gak lah, cuk! Lha lapo ngundang TV barang! Nggak mau alay gue kaya artis-artis, yang tau-tau aja pokoknya. Soal endorsement cuma dapet katering dari temennya nyokap sama MUA plus bajunya Dinda dari sodaranya Dayu. Sisanya biaya sendiri" ujar si lesung pipi.
Juniya selaku kakak ipar dan sahabat hanya bisa mengangguk mengiyakan. Agak aneh juga karena perubahan status itu, sempat membuat keduanya kikuk. Jeff mau ngatain Juniya tiap ngumpul jadi segan karena secara garis keluarga memang lebih tua darinya, tapi tetap memegang status sebagai sahabat.
"Cuk, sek tak ngomong kantor! Sawangane tanggal sak mene aku kudu ndek Sorong nge cek proyek!"
(Bentar aku tanya orang kantor! Kayanya tanggal segini aku harus ke Sorong buat cek proyek!)
seru Adnan sembari memencet layar ponselnya cepat dan berjalan menjauh."Pokoknya gue nggak mau tau, kalian semua harus bisa dan harus dateng pas gue nikah. Sesuai undangan. Titik." ancam Jeff sebelum menandaskan lemon tea nya.
🌻
Sesuai dengan penjelasan Jeffrian ke semua kawan-kawan tersayang nya, acara pertama diadakan di Surabaya. Yakni prosesi akad nikah dan resepsi yang mayoritas undangan adalah keluarga besar kedua belah pihak dan kolega serta rekan bisnis Keluarga Prakasita dan Keluarga Mandira.
Beban lahir dan batin Jeffrian sepenuhnya terangkat ketika para saksi dan wali nikah meneriakkan kata 'sah' selepas mengucap akad. Seperti ada yang melepas sebuah katup dalam dirinya, dengan jelas ia bisa merasakan aliran darahnya berdesir sedemikian rupa.