Dinda sibuk mengecek apa lagi yang harus masuk ke keranjang belanja bulanan waktu ponselnya bergetar di tangan. Sudut bibirnya terangkat sedikit.
"Halo abang, kenapa?"
"Kamu dimana tho? Kok lama? Katanya udah pulang?"
"Aku lagi belanja bulanan nih. Lupa mau ngabarin tadi. Maaf yaaa."
"Masih lama nggak?"
"Setengah jam lagi sampe rumah. Tinggal beli buah terus bayar. Udah laper banget?"
"Iya laper. Mau makan kamu."
"Hhhhh ya udah aku mau ambil buah dulu."
Dinda langsung menyambar plastik untuk menaruh buah-buahan yang akan dibeli dan langsung ke kasir setelahnya.
Ia menyempatkan membeli es teh dengan gelas hijau sebelum ke parkiran mumpung nggak ada Jeffrian.
Belanja bulanan awalnya tugas si kepala keluarga, tapi Dinda pusing banget waktu Jeff pulang cuma bawa setengah daftar belanjaan yang harus dibeli, sisanya barang impulsif yang dibeli laki-laki itu dengan alasan,
"Kamu pasti perlu banget, yang. Beneran deh!"
Lama-lama bisa bangkrut mereka kalau Jeff yang diutus berbelanja, jadilah Dinda kembali ke kodrat dan tugas utama sebagai menteri keuangan rumah tangga.
Di sisi lain, Jeff langsung ngebut mandi pakai sabun mandi banyak-banyak. Bangga banget sama dirinya sendiri waktu keluar kamar mandi langsung wangi bunga setaman plus menthol biar tetep jantan.
Lihat jam, diperkirakan nyonya besar akan sampai 15 menit kemudian, dia langsung menyalakan semua lilin yang sudah ditata sedemikian rupa sebelumnya.
Tak lupa mengirim pesan singkat ke supir yang mengantar Dinda untuk menjalankan rencana utama, alias belanjaan biar taruh di bagasi aja nanti Jeff yang ambil dan supirnya bisa langsung pulang.
Asisten rumah tangga udah pergi dari sore sesuai arahan Jeff plus uang saku buat mereka jajan di mall biar makin betah jalan-jalannya.
Karena sangat nggak memungkinkan buat keduanya pergi liburan buat bulan madu kedua, akhirnya Jeffrian memutuskan honeymoon aja di rumah. Nggak masalah tempatnya, yang utama adalah kualitasnya.
Dari bulan lalu dia udah cari waktu yang tepat karena harus lihat jadwal lembur Dinda di kantor dan jadwal dia sendiri. Jeff rela membatalkan satu meeting hari ini demi bisa punya quality time sama Dinda.
Tentu dia nggak mempersiapkan semua sendirian, alias minta tolong ke Doy buat beliin printilan yang sekiranya penting. Salah satunya deretan lilin aromatherapy yang membuat seantero rumah wangi musk.
Malu? Jelas.
Jeff butuh setengah jam buat bener-bener ngomong ke sahabat istrinya perihal rencana bikin honeymoon di rumah. Ya gimana nggak malu, kan termasuk rahasia rumah tangga gitu. Tapi dia clueless mau minta tolong siapa lagi.
Mau minta tolong Dayu, tapi satu bulan setelah nikah, Juniya dan Dayu langsung menetap di Brisbane karena Juniya diterima kerja disana. Minta tolong Kak Pita, dia lebih malu lagi karena rasa segannya sama kaya dia segan ke Johnny.
Doy jelas nggak masalah, malah mendukung rencana tersebut.
"Geraaaah banget bang sumpah lihat istri lo bisa lembur seminggu empat kali dan dia BETAH! Plis quality time sama Dinda keburu dia tumbuh uban duluan daripada lo!"