"Lo tau nggak sih, atasan baru kita keracunan makanan?"
"HAH?!"
Heidi menepuk ujung pulpen ke dahi Dinda pelan, "Santai aja hah nya buset! Lo beneran nggak tau?"
"Nggak... Siapa yang kasih tau? Eh, ini atasan baru tuh yang buat gantiin Bu Lira, kan?"
"Iya. Harusnya hari ini beliau masuk, ketemu kita, sekalian briefing gitu lah. Terus tadi gue denger dari anak HRD, bapaknya izin nggak masuk karena keracunan makanan. Nggak parah, cuma tetep aja dibawa ke rumah sakit."
"Ih, kasihan juga... Pada rencana mau jenguk nggak?"
Heidi menggeleng, "Orangnya nggak mau dijenguk. Katanya ketemu pas beliau udah masuk aja. Tapi Bu Lira sih kekeuh pergi, secara ganteng banget yang gantiin."
Bibir Dinda membulat, "Bu Lira putus lagi sama pacarnya? Yang katanya pengusaha batu bara itu?"
"Tau deh, Bu Lira ganti pacar kaya ganti daleman tiap hari ada stok."
Dinda menoyor pelan kepala Heidi, "Mulut lo ngaco bener!"
"Ya terbukti kok! Paling juga ini atasan baru mau digarap jadi ban serep kesekian."
Dinda menggeleng pelan, antara prihatin dengan nasib atasan barunya dan menyesali ikut membicarakan urusan atasan dengan si biang gosip.
"Nanti ngopi dulu yuk pas pulang! Gue ada voucher nih lumayan."
"Sorryyyy banget nggak bisa, gue mau jemput Yang Mulia di bandara hehe."
Dahi Heidi mengerut, "Dari mana emang si Jeffrian?"
"Perjalanan dinas ke luar. Nanti nyampe lepas maghrib, makanya gue mau balik duluan."
"Duh pengantin baru mah. Jeff bisa jalan sendiri juga dijemput."
"Makanya buruan settled dong, jangan one night stand doang."
Cibiran Dinda membuahkan sumpah serapah sementara ia meninggalkan Heidi ke ruang cetak untuk mengambil naskah yang harus ia periksa.
Surabaya yang biasa panas macam trial neraka mendadak jadi super gloomy dan hujan deras sejak semalam, membuat tubuh Dinda keok seketika.
Pagi tadi ia merasa dingin bukan main. Tubuhnya menggigil tapi demam juga nggak. Alhasil dia ke kantor dengan kostum nenek-nenek: cardigan tebal dengan turtleneck disertai celana bahan warna kelabu.
Ia sudah menenggak 5 gelas teh hangat dalam sehari. Antara dilema takut sakit dan harus rela bolak-balik kamar mandi karena minuman teh selalu bikin beser.
Bicara soal atasan baru, ini kali pertamanya divisi Dinda mendapatkan pengganti laki-laki. Biasanya ya perempuan lagi, perempuan lagi.
Bu Lira adalah atasan kedua Dinda, sedangkan untuk Heidi sudah masuk atasan keempat.
Kalau kata kabar burung yang tersebar, atasan baru ini merupakan bagian ring 1 direksi yang suka blusukan ke kantor-kantor cabang. Reputasinya sudah terkenal seantero perusahaan dengan meningkatkan pendapatan tiap kantor yang dikunjungi.
Lamunan Dinda diusik getar pertanda pesan baru masuk, datang dari Yang Mulia Jeffrian Ashari Mandira.
Itu nama kontak yang Jeff tulis sendiri di ponsel Dinda.
Yang Mulia Jeffrian Ashari Mandira
Sayang, abang otw bandara nih
Jemput ya