3. LOST CONTROL

5.9K 224 8
                                    

MERVIN POV •

Aku semakin mendekap tubuh Feira hingga nafasnya berhasil membuat diriku kehilangan kendali.

"Maafkan Aku, Feira. Aku tidak bisa menahannya"

Aku mendarat bibirku pada bibirnya. Aku dapat melihat raut wajah terkejutnya saat serangan tiba-tibaku mengagetkannya. Entah apa yang membuat diriku melakukan hal itu pada Feira. Ya! Itu terkesan tidak sopan karena kita baru kenalan dua hari yang lalu. Tapi, Aku tidak bisa melewatkan kesempatan ini.

Aku berhasil mencicipi bibir Feira yang sejak tadi membuatku sulit menahan diri.

Hanya kecupan yang Aku daratkan lalu melepaskannya. Tapi, Feira terlihat tidak menolak sama sekali saat Aku menciumnya. Ia hanya diam dengan matanya yang terbuka tanpa berkedip sama sekali menatapku.

"Apa Aku masih bisa melanjutkannya?" tanya ku.

Feira masih diam dengan pertanyaanku. Ia masih menatapku dengan tatapan begitu lekat.

Aku kembali mengukir senyum sebelum mencicipi kembali bibirnya yang terasa lembut bagiku.

Merasa mendapat lampu hijau dari aksiku. Aku menuntun tangan Feira untuk di kalungkan di leherku sedangkan tanganku yang berhasil ku lingkarkan pada perutnya.

Ciuman yang terlihat begitu manis membuat kedua pasang mata menutup dan merasakan kenikmatan.

Aku menutup mataku setelah Feira. Ciuman itu terasa begitu manis dan lembut membuatku sulit untuk menyudahinya. Aku semakin terbuai dengan aroma serta bibir Feira yang membuatku akan gila.

Aku menarik dagu Feira turun yang membuat mulutnya terbuka. Aksi itu tentu saja membuatku semakin intim mencicipi bibirnya. Bibir yang terbuka itu membuat Aku semakin leluasa menelusuri mulut Feira.

Aku kembali dapat mendengar suara jantungnya berdegub kencang. Kelebihan yang Aku miliki membuatku mengulas senyum tanpa melepas ciumanku hingga ia seperti kehabisan pasok udara dan menarik bibirnya dari ku.

"Hm.. Maaf. Maaf Feira" ucapku yang terlihat panik saat Feira kehabisan pasokan udara karena ciumanku.

• FEIRA POV •

Aku menarik bibirku saat Aku kehabisan pasokan udara saat ia semakin intim mencicipi bibirku.

Wajahku menjadi merah saat Aku menatap wajah tampannya dengan bulir-bulir air pada rambutnya yang jatuh membasahi wajah pucatnya.

"Ya.. Aku tidak apa-apa" Ucapku salah tingkah di hadapannya.

Mervin kembali memamerkan senyumannya membuat jantungku juga kembali mengacau. Entah apa yang membuat diriku begitu hanyut karena senyuman pria yang baru Aku kenal dua hari yang lalu di tengah hutan.

Aku menjadi salah tingkah lalu membuang pandanganku darinya agar kondisi jantungku dapat normal kembali.

"Kau mau kemana Feira?" Panggilnya menarik tanganku saat Aku berusaha menghindar darinya.

Aku menarik tanganku dan terus berenang menjauh darinya. Tapi, sayangnya ia berhasil menggapai pergelangan tanganku dan menarikku kembali ke arahnya.

"Apa Aku membuat jantungmu kacau?"

Mataku seakan di paksa melebar saat ia berbisik padaku dan berhasil mengatahui soal jantungku. Hal itu membuat peredaran darahku berdesir menuju kepalaku.

"Hm.. Ak--aku tidak ap--apa-apa" Ucap ku yang begitu gugup dan mengabaikan tatapan Mervin yang menatapku. Aku tidak sanggup untuk beradu tatap mata dengannya. Aku pasti akan kalah.

The Origin Of Dhampir [TAMAT DI DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang