• AUTHOR POV •
Feira terlihat senang saat membuka matanya Mervin masih berada di sampingnya sedang terlelap. Salju kembali memenuhi kota Kolombia, membuat cuaca semakin dingin di bulan ini. Feira ingin beranjak dari ranjangnya tapi tangannya di tahan oleh Mervin membuat ia tetap pada posisinya semula.
"Sebentar lagi" ucap Mervin lembut masih menutup matanya.
Feira memperlebar senyumannya dan mengikuti permintaan Mervin.
Mata Mervin perlahan terbuka dan menatap Feira yang berada dalam pelukannya.
"Tidur di ranjang mu ternyata tidak buruk" ucap Mervin tersenyum.
"Apa kau tidak pernah tidur di ranjang orang lain?"
Mervin tertawa mendengar pertanyaan lucu Feira.
"Pertanyaan mu begitu ambigu, Feira. Apa kau sedang menggoda ku atau menyelidiki ku?" ucap Mervin.
"Hm.. Aku hanya penasaran saja. Aku pikir kau tidak bisa tidur kalau bukan di ranjang pendingin mu" jelas Feira bingung.
"Justru itu Feira.. Aku katakan kalau ranjang mu juga tidak buruk bagi ku. Apa kau tidak mengerti maksud ucapan ku?"
Feira menggeleng menatap Mervin dengan wajah polosnya.
"Kau benar-benar di luar dugaan ku. Aku mengatakan itu karena Aku belum pernah tidur di ranjang orang lain selain ranjang ku sendiri" lanjut Mervin gemas.
Feira tersipu malu karena kepolosannya yang tidak menangkap maksud dari perkataan Mervin padanya.
"Sepertinya salju kembali turun" ucap Feira mengalihkan pembahasannya.
Mervin tertawa melihat sikap lucu Feira yang mengalihkan topik pembicaraannya.
Mervin membelai lembut rambut panjang Feira yang terurai tanpa melepas pandangannya.
"Apa keluarga mu juga belum kembali hari ini?" tanya Feira beranjak dari ranjangnya.
"Sepertinya belum"
Feira beranjak turun pada lantai dasar rumahnya di ikuti Mervin. Pandangan Mervin kembali terpaku pada sebuah foto yang kemarin belum menuntaskan rasa penasarannya. Lalu wajah seorang wanita yang kemarin ia temui di Manchester mengingatkan dia dengan wanita yang berada di foto itu bersama Feira dan Emma.
Ia meraih foto itu dan membawanya pada Feira yang berada di dapur menyiapkan sarapannya.
"Feira... Hm, kau bilang dia temannya Emma?" tanya Mervin menyodorkan foto itu pada Feira.
"Ya.. Ada apa?" balas Feira sambil mengoles rotinya.
"Apa kau tau dia di mana?"
"Reana? Aku tidak tau. Bukannya kemarin Aku sudah katakan pada mu kalau sejak umur ku tujuh belas tahun dia tidak pernah lagi mengunjungi ku" jelas Feira.
"Aku yakin, dia adalah wanita itu" batin Mervin.
"Dan aroma tubuhnya juga seperti wanita bertudung yang kemarin Aku selidiki" lanjutnya.
"Ada apa memangnya? Apa kau pernah bertemu dengannya?"
"Ah.. Hm, Aku pikir dia orang yang sama. Ternyata berbeda" balas Mervin berbohong lalu berjalan untuk menyimpan kembali foto itu.
"Kenapa semuanya seperti teka teki seperti ini?" ucapnya sambil berjalan ke tempat foto itu semula.
Feira keluar dari dapurnya dan membawa roti yang selesai ia oles untuk ia makan di ruang tengah rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Origin Of Dhampir [TAMAT DI DREAME]
Vampire(CERITA INI MENGANDUNG BEBERAPA PART SENSITIF🔞) ⚠BACALAH SESUAI UMUR KALIAN!!⚠ --- "Apa kalian percaya dengan makhluk mitologi atau yang lebih sering di sebut dengan VAMPIRE?" Dalam legenda Balkan, para vampir pria dipercaya memiliki hasrat besar t...