• AUTHOR POV •
Tepat satu bulan kepergian Emma meninggalkan Fiera tanpa mengirim surat lagi padanya. Kehadiran Mervin membuat Feira tidak begitu kesepian karena keluarganya yang selalu menyambut Feira begitu ramah. Bahkan ia menjadikan rumah Mervin menjadi rumah keduanya saat ia bosan di rumah dan juga di hutan.
Tampaknya Fiera harus benar-benar sendiri kali ini. Wajahnya terlihat murung saat membaca pesan singkat yang di kirimkan Mervin untuknya.
Maafkan Aku. Aku tidak sempat memberitahu mu sebelumnya. Pagi tadi Aku bersama keluarga ku berangkat ke Bran Castle di Rumania. Ada perayaan yang di lakukan tiap tahunnya. Aku akan mengunjungi mu saat Aku sudah kembali. Aku akan merindukan mu ...
Mervin Russel Craig
Seperti sebelumnya saat ia bertemu dengan Mervin. Feira lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah dengan berkeliling hutan menikmati pemandangannya.
Hari menjadi gelap membuat Feira harus kembali ke rumahnya. Suasana menjadi lebih dingin tapi Feira tidak merasakan takut seperti malam sebelumnya. Ia bahkan tidak melihat lagi seseorang yang selalu melintas atau bersembunyi di balik pohon mengamati rumahnya.
Feira masih memikirkan kepergiaan Emma. Ia masuk ke dalam kamar milik Emma yang berada di bawah lantai dasar rumahnya, kamar yang jarang di masuk olehnya. Ia melihat ranjang Emma yang begitu rapi lalu menarik pandangannya ke atas nakas yang berisikan beberapa lembaran kertas yang terlihat sedikit berantakan.
Feira meraih lembaran bagian atas kertas itu dan melihat gambar yang tidak pernah ia lihat. Sebuah bangunan kuno yang begitu besar dengan aura menyeramkan yang menjadi dasarnya. Bangunan seperti zaman romawi di mana terdapat banyak pilar-pilar besar berbentuk lengkungan pada bagian atas pintu, atap kubah dan puncak menara. Batu bata dan lengungan beton untuk membuat bangunan forum yang baru dengan tiang yang besar serta kubah yang tampilannya seperti sudah di bangun selama seribu tahun yang lalu. Seperti itu lah yang di lihat Feira pada secabik kertas itu.
Semakin lama ia menatapnya, rasa pemasarannya juga semakin sulit tertahankan. Ia mengambil lembar kertas selanjutnya dan kembali melihat gambar yang aneh. Ia melihat segerombolan orang mengenakan tudung dengan wajah yang menyeramkan serta beberapa kalimat yang berada di sudut pojok kertas. Tapi, sayangnya Feira tidak dapat membaca tulisan tersebut karena ia tidak mengenali aksara ibrani yang berada di jaman sebelum masehi.
"Apa tulisan ini?" ucap Feira yang berusaha membaca tulisan tersebut.
Ia terus melanjutkan rasa penasarannya beralih ke kertas berikutnya. Kali ini bukan gambar yang tertera pada kertas ketiga itu. Lagi dan lagi hanya aksara ibrani yang memenuhi kertas itu. Feira menghela napas frustasi menatap aksara ibrani yang begitu memusingkan kepalanya. Lalu ia melirik ke pojok kertas lagi dan mendapati tulisan yang dapat ia baca.
Dhampir keturunan Chronicler
Ia menatapnya lagi secara detail mengeja kata per kata yang dirinya merasakan sesuatu.
"Dhampir? Apa itu?"
Lalu ia menuju pada lembar terakhir dan betapa terkejutnya saat ia mendapati gambar sosok pria dengan taring yang berada di giginya. Feira tak sengaja menjatuhkan kertas tersebut karena terkejut.
"Vampir?" ucapnya pelan.
Ia melihat beberapa sosok pria bertaring berdiri di ataa kubah yang terlihat sama pada kertaa pertama yang tadi ia lihat.
"Apa ini? Kenapa Emma memiliki ini?"
Feira memutuskan untuk menyimpan kertas itu di dalam kamarnya dan akan memberitahu Mervin kalau ia kembali. Karena ia yakin, Mervin mengetahui maksud dari isi kertas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Origin Of Dhampir [TAMAT DI DREAME]
Vampire(CERITA INI MENGANDUNG BEBERAPA PART SENSITIF🔞) ⚠BACALAH SESUAI UMUR KALIAN!!⚠ --- "Apa kalian percaya dengan makhluk mitologi atau yang lebih sering di sebut dengan VAMPIRE?" Dalam legenda Balkan, para vampir pria dipercaya memiliki hasrat besar t...