Ch. 17

2.3K 256 22
                                    

Chp. 17_____Permohonan seorang Ayah______

Dengan tenang aku mulai menjelaskan akan apa yang sebenarnya terjadi dari awal Lisa hilang sampai bagaimana aku masuk dalam penyelamatan nya itu.

Sepertinya mereka masih belum puas dengan penjelasan ku ini. Itu jelas tampak dari wajah mereka yang dari tadi tak merespon apapun.

Memang inilah yang bisa kujelaskan pada mereka. Jika mereka masih ingin bertanya lebih jauh lagi akan bagaimana mungkin aku dapat mengalahkan para berandalan itu, aku tak tau lagi bagaimana untuk menjelaskannya.

Ayahnya Lisa menghela nafasnya dengan berat, "Hah~ " Yang dilanjutkan dengan berdiri dari tempat duduknya.

"Kurasa tak ada alasan bagi kami untuk bertanya kembali. Apakah masih ada yang ingin kau katakan sayang? "

Ibunya Lisa hanya diam sejenak dan menepuk kepalaku, "Sepertinya kau benar, walaupun aku masih belum mempercayainya. "

'Ya.. itu sudah pasti sangat sulit untuk diterima oleh mereka berdua. ' Batinku.

"Apa kau sudah pernah membunuh seseorang sebelumnya nak. " Pertanyaan Ayahnya Lisa tanpa sebab langsung menghadang ku.

Entah kenapa aku tersenyum mendengar pertanyaan tersebut seraya menahan ketawa yang hampir lepas, "Pupff.. "

Menghela nafas panjang untuk beberapa kali mencoba terang, dan mulai menjawab pertanyaannya itu.

"Ya.. itu benar. Tak hanya satu atau dua kali, melainkan aku sudah pernah membunuh puluhan orang.. Tetapi jangan khawatir karena yang kubunuh itu hanyalah seorang sampah yang mang seharusnya tak layak untuk hidup. " Disertai senyuman lebar ku di akhir kalimat.

Bagaimanapun tak pernah terlintas di benakku kenapa aku harus menyatakan ini pada mereka. Aku merasa jika berbohong pun mereka akan mengetahuinya.

Aku akhirnya sadar bahwa yang harus ku perhatikan dan awasi kini bukanlah Ayahnya Lisa, melainkan Ibunya ini, karna aku merasakan bahwa dia bukanlah sembarangan orang yang bisa dibodohi.

Pada akhirnya kesalahpahaman ini sudah selesai, dan tak ada lagi urusanku tetap disini.

Aku turun dari pangkuan Ibunya Lisa dan mulai berjalan pergi.

"Tunggu! " Sorak kecil Ibunya Lisa yang terkesan membentak ku.

Aku berhenti berjalan dan berkata, "Apa kalian masih belum puas setelah menyita waktu berhargaku ini? Jujur aku sudah muak dengan ini semua. Apa kalian tak punya urusan lain apa, selain menghalangi ku terus dengan pertanyaan menyengkel kan kalian ha..?! "

Mereka berdua terdiam mendengar suara lantang ku yang kurang bersahabat.

Aku juga tak sadar dan menyangka bahwa perkataan arogan itu keluar dari mulutku. Walaupun begitu ini memanglah sifat asliku. Jadi ini bukanlah salahku, dan tak ada salahnya juga membuat satu atau dua musuh didunia ini.

Aku kembali berjalan mencoba pergi dari tempat ini.

Secara cepat sebuah Arrow(anak panah) melintas tepat di hadapanku dan membuat pipiku sedikit lecet.

Aku mengusap pipi yang lecet tersebut, dan mengalihkan perhatianku ke arah Arrow itu berasal.

Ibunya Lisa kini memegang sebuah Bow(panah) dengan 3 Arrow yang sudah diancang-ancang diarahkan ke hadapanku.

Ketika Arrow itu dilepaskan ke arahku, aku langsung menghindarinya dengan santai, karna dipandangi ku Arrow ini sangat lambat.

Sekilas aku melihat bagiamana reaksi yang akan ditanggapi Ibunya Lisa ketika ketiga Arrow yang ditembakkan ke arahku semuanya meleset.

Sekai no Hīrō to Yūmeina Akuyaku ni Naru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang