Ch. 25

2.1K 208 14
                                    

Chp. 25_____"Pemeriksaan potensial”______


( Author Pov ) dah lama ngk menulis sebagai sudut orang ke-3, hehehe.. langsung gas ajalah :)

Hari mulai terganti cerah(pagi). Sang Surya(matahari) perlahan menampakkan wujudnya. Akibat cahaya matahari yang terpantul masuk lewat jendelanya, Ryuha terbangun.

Pikiran Ryuha sangat kacau kini. Di hatinya kini hanya terdapat kekosongan, yang sudah lama ia tak rasakan.

Ayah, Ibu, beserta Sylvia kini meninggalkannya, sendiri di kehidupan keras ini, tanpa mengatakan sebab kenapa mereka meninggalkannya.

Walaupun Ryuha sudah terbiasa akan hal tersebut di kehidupan sebelumnya, itu belum tentu sama dengan kehidupan baru yang dijalaninya kini.

Dengan pikiran yang masih kacau, Ryuha berusaha bangkit dan membilas mukanya, untuk menjernihkan pikiran kacaunya ini.

Banyak hal yang dipikirkan oleh Ryuha, tetapi hanya satu yang ingin dilakukannya untuk saat ini, yaitu kembali ke Kota Vanderweak dan melakukan perintah yang terakhir kali disuruh oleh mereka(Ayah-Ibu), yakni melakukan pemeriksaan potensi dirinya.

Tentu saja setelah melakukan perintah terakhir Ayah-Ibu itu, Ryuha berpikir untuk melakukan seluruh tindakan yang selalu ingin ia lakukan, apalagi seharunya tak ada lagi yang membuatnya khawatir akan seluruh tindakannya nanti.

Ryuha pergi melihat apakah Liza sudah selesai dengan tugas yang ditinggalkannya tadi malam.

Di ruang tamu, Liza sudah duduk manis di atas gundukan tumpukan koin emas, yang hampir memenuhi seluruh ruangan. Disisi ruangan juga terdapat tumpukan senjata yang terbagi dua.

Liza yang melihat keberadaan Ryuha itupun langsung bangkit dan berdiri tepat di hadapannya.

Dengan sedikit membungkukkan tubuhnya, “Selamat pagi tuan.. Seluruh harta yang terdapat dalam cincin ruang permata hitam yang anda perintahkan untuk memilahnya sudah selesai kulakukan. ”

Ryuha tak merespon ucapan Liza, yang langsung berjalan ke arah tumpukan pedang di sisi ruangan.

“Dan tumpukan ini.. ” Tanya Ryuha.

“Sejumlah senjata yang dihadapan anda itu hanya senjata biasa yang tak memiliki keistimewaan apapun. Jadi kusarankan anda bisa menjualnya, atau jika tidak diperlukan anda bisa membuangnya. ”

Setelah mendengar penjelasan tersebut, Ryuha mengalihkan pandangannya ke tumpukan senjata satu lagi yang berada tepat  disebelahnya.

Belum Ryuha berbicara, Liza langsung menjelaskan, “Seperti yang anda lihat. Seluruh senjata yang anda lihat itu sangat istimewa, yang memiliki berbagai efek tertentu jika digunakan. Dan bahkan diantara keseluruhannya ada pula yang sejenis denganku. ”

Ryuha sedikit heran, “Sejenis denganmu? ”

Liza menganggukkan kecil kepalanya, dan mengambil sebuah pedang dari tumpukan senjata tersebut.

Dengan memperlihatkannya ke hadapan Ryuha, “Pedang ini. Kurasa anda tak pernah sadar walaupun selalu mengunakannya bukan. ”

Ryuha sedikit terkejut karna Pedang yang dikatakan Liza sama dengan dirinya itu merupakan pedang yang selalu digunakannya untuk membunuh.

Liza melemparkan pedang tersebut ke tumpukan koin emas, “Hei! Kenapa kau masih bersembunyi? ”

Dan seketika itupun sebuah suara terdengar dalam pedang tersebut.

[[ Dasar jalang! Apa yang kau pikirkan ha!! Hus- hus.. Menganggu tidur siang ku saja. ]]

Liza sangat kesal dengan ungkapan dari Pedang arogan itu, yang kemudian membanting-bantingkan pedang itu ke lantai beberapa kali, yang diakhiri dengan meletakkan kakinya ke punggung Pedang itu.

Sekai no Hīrō to Yūmeina Akuyaku ni Naru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang