Ch. 47

1.2K 143 75
                                    

Chp. 47_____“Ujian masuk part 1”_____

Dengan tubuh yang sangat lelah aku terbangun dari mimpi ku. Seluruh tubuhku kini berlapis dengan lendir bening yang membalut seluruh tubuhku.

Aku tak ingin memikirkan akan apa yang terjadi padaku tadi malam tersebut, karna aku sedikit kecewa.

Dua pelayan wanita yang berkata memberikanku palayanan ekstra, rupanya berbeda dengan apa yang kupikirkan. Karna pelayanan ekstra yang dimaksudkan ialah memijat tubuhku dengan pijatan khas dari hotel ini yang sangat terkenal dikalangan bangsawan kelas atas.

Entah kenapa aku merasa bersyukur karena keperjakaan ku masih aman. Serta sedikit menyesal karna hari kedewasaan ku tak terjadi secepat yang kupikirkan.

Dan aku mendapati sebuah pelajaran berharga, bahwa jangan berpikir hal yang tidak-tidak dengan tubuh yang masih kategori anak dibawah umur.

Andai kata jika aku datang ke hotel ini ketika dewasa, apakah aku akan mendapatkan pelayanan ekstra seperti yang ada didalam fantasi ku tersebut? ... Kurasa itu tak akan pernah terjadi, karna hotel ini bukanlah rumah bondil.

( Ket : Rumah bondir adalah rumah para pelacur tinggal. You know lah apa yang akan kalian dapatkan jika mampir kesana..😅 )

Dua pelayan yang memberikan pelayanan ekstra tersebut masih tertidur sembari membusungkan dada besar mereka kewajahku.

Sebenarnya aku ingin menikmati apa yang tersaji kini sedikit lebih lama. Tapi kurasa waktu tak mengizinkannya, karna aku harus pergi ke pendaftaran akademi sekarang.

*****

Kini aku telah berada dibagian Selatan Ibu kota dengan sekumpulan orang yang berkerumunan didepan  gerbang masuk akademi. Sekumpulan orang tersebut merupakan anak-anak yang sebaya denganku, yang pasti sedang melakukan pendaftaran.

Tanpa pikir panjang aku langsung menyelip masuk diantara kerumunan tersebut.

Tak perlu memakan banyak waktu, kini aku telah berada dibarisan paling depan dari kerumunan tersebut. Entah kenapa aku lebih menyukai berdesakan dari pada berjejer berbaris menunggu datangnya giliran.

Dihadapanku kini terdapat seorang pria hitam berkepala botak dengan kumis melengkung, berdiri didepan gerbang masuk. Rupanya pria botak tersebut hanya berdiri sembari memasukkan satu persatu orang yang ingin mendaftar.

Ini membuatku heran. Kenapa dia tak menyuruh orang-orang yang telah berkumpul berdesakan ini untuk berbaris saja? ... Tapi, ya- kurasa lebih bagus seperti ini karna aku telah bosan dengan antrian panjang.

Karna kini aku telah berada didepan, jadinya aku langsung mendapat hak memasuki gerbang akademi ini.

Beberapa orang langsung bersorak kesal ketika tanpa mereka sadari aku berjalan masuk kedalam gerbang.

Dengan senyuman lebar aku  menyeringai kepada orang yang bersorak tersebut sembari mengacungkan jari tengahku tinggi-tinggi dan dengan arogannya. “Iri bilang bos! ” Ucapanku yang kemudian kembali melanjutkan perjalanan.

Sontak seluruh orang kesal dengan sikap yang kuperlihatkan kepada mereka semua. Beberapa orangpun bergemuruh menyoraki ku dengan perkataan kotor mereka. Walaupun begitu aku tetap melanjutkan jalanku tanpa mempedulikan satupun perkataan tersebut.

Dan kini aku telah berada didalam sebuah bangunan luas dengan sekumpulan anak yang sebaya denganku. Beberapa orang saling berbincang satu sama lain, adapun orang yang tanpak sedikit gelisah, dan ada juga yang mencoba bersikap keren dengan menganggap remeh ujian masuk tersebut.

Sekai no Hīrō to Yūmeina Akuyaku ni Naru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang