Ch. 22

2.2K 204 20
                                    

Chp. 22______Sebuah pohon aneh di dalam gunung______


Aku terbangun, sontak terkejut bergegas merapikan diriku dan langsung pergi ke ruang makan. Sungguh aneh karna tak ada seorangpun yang membangunkan ku hingga matahari sudah baik tinggi(siang).

Sebenarnya aku masih khawatir tentang ungkapanku pada Ayah-Ibu tadi malam, yang terlihat sangat emosionalnya.

Aku mencari mereka (Ayah-Ibu), tetapi tak kunjung menjumpai mereka walaupun sudah berkeliling di sekitar rumah.

"Hah~ kemana mereka pergi? Bahkan Sylvia juga tak ada. Apakah mereka sedang pergi ke suatu tempat? "

Beberapa makanan sudah tersedia untukku di atas meja makan. Dengan cepat aku memakan santapan tersebut.

Setelah selesai, aku mulai pergi ke lereng gunung yang cukup jauh dari rumah.

Sebenarnya aku hanya ingin melatih fisik lemah ini, karna lemahnya tubuh ini membuatku memiliki banyak celah(kelemahan), seperti cepat lelah dan tak dapat menahan sakit.

Kini aku sudah berada di puncak gunung yang kupanjat dengan cara manual.

Sesampainya di puncak gunung, aku meletakkan sebuah batu besar di atas punggungku, dan mulai melakukan push up satu jari sebagai tumpuannya.

Ini dilakukan untuk membebani tubuhku hingga mencapai batas tubuh lemah ini. Nantinya seluruh otot-otot yang hancur akibat tak dapat menahan beban yang diterimanya akan memperbaiki sendiri, untuk beradaptasi dengan beban tersebut.

Hingga tercapainya 1000x push up yang merupakan limit(batas) tubuhku, aku berhenti dan mengangkut batu besar tersebut ke lembah yang berada tepat hadapanku.

Di puncak gunung ini terdapat sebuah lembah yang terlihat aneh, karna diselimuti kabut hitam.

Dari awal aku sudah mencoba mengabaikannya, tetapi ini juga membuatku penasaran. Jadinya aku menjatuhkan batu besar ini ke dalam lembah berkabut hitam ini.

Seraya menghitung sesuai waktu(detik), "1.. 2.. 3.. 4.. - .. 44 " dan berhenti menghitung setelah mendengar sebuah bunyi mendaratnya batu tersebut di dalam lembah.

Sangat dalam. Jika kuperhitungkan, dalam lembah ini bisa dikatakan lebih kurang memiliki kedalaman 2000 kaki.

( Ket : 2000 kaki = 2000 Meter /2Km. )

Seraya sedikit heran, 'Jika seseorang jatuh dengan ketinggian ini, maka seseorang itu pasti akan mati. ' batinku.

Keringatku bercucuran akibat melakukan push up tadi yang terasa sangat gerah, apalagi matahari yang kini sedang bersinar tepat di atas kepalaku.

Aku mencoba pergi untuk turun menuruni gunung yang lumayan tinggi ini.

Seketika aku terpikir, "Tunggu? Bagaimana caranya untuk turun? "

Yang kupikirkan awalnya hanyalah memanjat gunung ini, tetapi lupa untuk memikirkan cara turun.

'Sial! Bahkan cincin ruang permata hitam tertinggal di dalam kamarku. '

Ketika sedang pusing memikirkan solusi akan permasalahan ini, sebuah gua terlihat tampak di pandanganku yang kini ditutupi sebuah batu besar layaknya dinding.

Dengan mengepalkan tanganku, aku menghadang pukulan ku, memukul batu yang menutupi gua tersebut hingga hancur berkeping-keping.

Tak ku sangka bahwa terdapat gua di atas gunung ini. Apalagi tanganku sedikit kesakitan karna melakukan tindakan tersebut tanpa sadar.

Sekai no Hīrō to Yūmeina Akuyaku ni Naru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang