Ch. 35

1.7K 141 27
                                    

Untuk mengingatkan saja. Chapter 35-36 atau mungkin 37 akan menceritakan tentang Viona, teman masa kecil Ryuha dikehidupannya dulu yang masih berstatus Reinka..^^

Tanpa basa-basi lagi, silahkan nikmati..XD

_______________________________________

Chp. 35_____"Senyuman yang tak dapat tergantikan dengan apapun"_____

( Viona Pov )

Dingin.. dingin sekali.. tubuhku mengigil akan dinginnya malam ini. Dengan sehelai koran lebar, aku menyelimuti tubuh kecil ini.

Tubuhku mati rasa akan menahan rasa sakit di sekujur tubuhku, yang memar akan bekas pukulan. Hanya karna mengharapkan sepiring bubur, aku rela membuat tubuhku ini sebagai samsak tinju anak pemilik toko tersebut. Ini bagaikan rutinitas rutinku setiap hari demi membuatku tetap hidup.

Aku ingin hidup. Hidup normal layaknya seorang manusia, bukan hewan.

Jika kalian bertanya kenapa aku berakhir begini, aku pun sebenarnya tidak mengerti. Namun, yang kutahu adalah aku merupakan anak buangan. Sudah 5 tahun aku berjuang hidup menjadi seorang gelandangan tanpa adanya harapan, tujuan, impian, dan arti di balik hidup itu sendiri.

Tubuhku lelah. Perlahan pandanganku mulai memudar.

Entah kenapa, seiring aku mencoba kuat untuk menjalani hidup, disaat itupun aku juga berpikir ingin mengakhiri hidup ini. Sepertinya Dewa benar-benar membenciku, itu jelas dari kehidupan yang kujalani ini.

Tak lama setelah aku tertidur, hujan menghampiriku. Tubuhku langsung disambut oleh jutaan tetesan air yang tanpa henti membasahi tubuhku.

"Aaah~ sial. " Ungkap kesalku, walaupun itu tak ada artinya.

Aku mulai berjalan keluar dari lorong sempit tempatku selalu tidur. Dengan kehampaan alun-alun kota saat ini, aku berpikir bahwa seluruh orang yang ada di kota kini pasti sedang tidur diatas kasur empuk mereka masing-masing. Andai saja aku dapat merasakan hal itu walau hanya sekali saja, itu sudah bagaikan hadiah terindah bagiku.

Sebuah rumah besar kini tepat dihadapanku. Dari kejauhan aku dapat melihat lampu yang masih menyala di salah satu jendela rumah. Seketika sorak meriah yang terdengar riang dari dalam rumah, yang mengejutkan telingaku. Sepertinya sebuah pesta sedang berlangsung di rumah tersebut.

Dengan tatapan kosong, aku kembali berjalan. Terus berjalan, mencari tempat berteduh dan tidur untuk mengistirahatkan tubuh penuh penderitaan ini.

Seorang anak seumuran denganku keluar dari rumah besar itu dengan senangnya. Itu jelas dari raut wajahnya kini yang kini bersinar-sinar.

Seketika anak tersebut menatapku dari kejauhan. Dan ketika aku mencoba menatap balik anak tersebut, dia langsung bergegas masuk kembali kerumahnya.

Aku tertawa untuk sesaat. "Hahaha.. " Bagaimanapun aku memikirkannya, anak tersebut pasti jijik melihatku tadi, dan bergegas masuk dalam rumahnya.

Aku kembali melanjutkan perjalanan ku yang terhenti tadi.

Didepan sebuah koto yang kini sedang tutup, aku berhenti untuk berteduh. Tangan-kakiku sangat pucat akan dinginnya malam ini. Dan siapa sangka, baru saja hujan membasahi seluruh tubuhku, kini aku disambut oleh butiran salju yang perlahan jatuh.

Sekai no Hīrō to Yūmeina Akuyaku ni Naru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang