Ch. 28

1.9K 174 15
                                    

Chp. 28_____“Apakah kita masih bisa berteman? ”


Ryuha, seorang anak seumuran dengan ku. Memiliki rambut hitam pekat disertai mata nan gelap, seakan memaparkan kharisma yang tak bisa dianggap enteng. Ini pertama kalinya aku melihat seseorang dengan ciri khas begini.

Aku memang tau ini sudah dirancang khusus oleh Papa untukku, tetapi aku kurang enak dengan anak ini. Kurasa dia(Ryuha) tak tau akan apa maksud akan pentingnya menjaga keselamatan ku. Ini sangat beresiko besar jika sesuatu terjadi padaku, karna akan berdampak buruk baginya juga.

Ryuha memegang tanganku dengan erat, berusaha tidak terpisah denganku karna kini kami sedang berada di keramaian yang lumayan padat.

Beberapa kali Ryuha menyarankan padaku untuk tetap berada di samping, karna ia tak ingin mendapatkan masalah nantinya. Tentu saja aku melaksanakan apa yang ia perintahkan karna Papa mengatakan padaku untuk mematuhi seluruh yang diperintahkan olehnya.

Di pusat kota sudah terjejer panjang kios-kios makanan siap saji. Berbagai aroma terpancar dari berbagai tempat yang langsung merangsang penciuman.

Ryuha menepuk kedua pipinya dan memperlihatkan wajah seriusnya. Sepertinya ia merupakan anak seorang bangsawan berwibawa tinggi, karna tatapan keseriusannya saja sudah mencerminkan prilakunya.

Akhirnya kami sudah sampai di tempat pendaftaran dilaksanakan. Aku sangat terkejut bahwa ratusan, tidak, ini bahkan hampir ribuan anak yang rela mengantri demi melakukan pendaftaran.

Mau bagaimanapun kami juga harus mengantri. Jika diperkirakan kami hanya dapat berjalan selangkah ke depan setelah 30 detik menunggu.

"Hah~ ini sungguh membosankan. " Gumam kecil Ryuha terdengar jelas di telingaku.

Aku kini berdiri tepat di belakangnya. Tubuhku tak bisa berhenti gemetaran melihat keramaian ini, bahkan raut wajahku terpapar jelas yang sangat panik melirik kekiri-kanan.

Ryuha mulai menepuk kepalaku seraya mengatakan, “Apa kau baik-baik saja? ”

Sontak saking terkejutnya, aku langsung menganggukkan kepalaku untuk merespon perkataannya barusan.

Beberapa jam sudah berlalu, dan antrian di depan kami sudah lebih pendek berkurang.

Tubuhku ini sudah terlapisi keringat, karna sangat panas, bahkan baju yang ku kenakan sudah basah akibat keringat ini.

Ryuha kembali bertanya padaku, “Kau lelah? ”

Sontak aku kembali terkejut dan hanya merespon ucapannya itu dengan mengelengkan kepalaku.

“Nih, minum. Sangat merepotkan jika kau pingsan nanti. ” Ungkap Ryuha seraya menodongkan sebotol minuman dingin yang dikeluarkannya dari cincin ruang miliknya.

Aku sedikit terkejut dengan sikap yang ditunjukkannya tersebut. Walaupun dia bersikap dingin padaku, tetapi ia tetap memperhatikan diriku. Aku tak mengerti akan apa yang ia pikirkan tentangku.

Dengan sedikit malu-malu, aku menerima pemberiannya itu.

Dengan waktu yang tak terhitung lamanya, akhirnya kami sampai juga di meja pendaftaran dilakukan.

Seorang wanita cantik duduk manis yang kini menatap kami dengan senyuman kecilnya. Dengan beberapa lembar kertas yang tersedia di atas meja pendaftaran, Ryuha langsung mengisi formulir pendaftaran tersebut tanpa banyak tanya, seakan memahami segala yang tercantum dalam kertas tersebut.

Sekai no Hīrō to Yūmeina Akuyaku ni Naru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang