Terlihat seorang bocah kecil sedang duduk sambil menatap sebuah kotak di atas meja makan. Keningnya mengkerut heran, ada apa ya didalam. Saat ini dia sedang duduk diatas kursi sambil menatap benda diatas sana. Tangan kecilnya ingin meraih benda itu. Tapi, tangan kecilnya tak dapat. Dia mengerucutkan bibirnya kesal.
"Loh, den Elden ngapain duduk disini? Kok wajahnya cemberut sih?"Tanya salah satu pengasuhnya dengan wajah heran, ketika melihat anak majikannya yang terlihat cemberut diatas kursi.
Elden, nama bocah kecil itu. Dia menatap pengasuhnya sambil menunjuk sebuah kotak yang ada diatas meja "Bibi tolong ya buka kotaknya. El pengen lihat apa didalamnya. Tadi Tante sonia yang kasih El, El penasaran apa yang ada didalam kota itu bi"Ucapnya dengan wajah masih menekuk.
"Harus dibuka sekarang ya den?"Elden menatap pengasuhnya.
"Telus kalau bukan sekalang kapan lagi, masa tahun depan, gk lucu ah"Ucapnya dengan wajah gemasnya. Elden memang sudah lancar bicara, namun cadel sedikit. Dia belum bisa mengucap R dengan baik. Maklum umurnya masih 3 tahun.
Pengasuhnya pun tersenyum "tunggu bunda sama ayah ya, biar bisa buka bareng bareng"
"Bunda sama ayah dimana?"
"Bunda disini sayang?"Elden langsung menoleh kebelakang, tanpa terasa dia tersenyum dengan lebar saat melihat ibunya datang.
"Bunda"Dia turun dari kursi dan berlari kearah ibunya, memeluk kaki itu dengan kencang, mendongak dan menatap ibunya dengan manja.
"Bunda dari mana aja, El kangen"Ucapnya dengan suara khas anak anak. Putranya itu memang kalau didepan ibunya bakal manja, tapi berbeda kalau berada didekat ayahnya. Dia takut bermanja manja didepannya. Karena ayahnya itu sangat tegas.
"Bunda dari mall sayang tadi sama ayah. Mau beli perlengkapan buat bayi"Elden menatap perut ibunya yang membuncit.
"Dedek bayinya mau kelual ya Bun?"tanyanya dengan wajah polos, menggemaskan.
"Iya, dedenya udah 9 bulan, sebentar lagi bakal keluar dan kak El bakal bisa lihat dedeknya setelah itu"Mendengar itu Elden langsung tersenyum dengan lebar.
"Yang benal bunda? Dedek El bakal kelual? Emang bunda tau dalimana kalau dedek bakal kelual?"Tanya dengan polos.
"Kan udah diperiksa. Dedek bayi memang gitu, kalau udah mau 9 bulan 10 hari bakal keluar. Gitu juga kok pas bunda hamil kak El"
"Belalti El juga pernah ada disini? Dipelut bunda?"Ibunya mengangguk, kemudian tersenyum. Elden memegang perut bundanya dengan wajah menggemaskan, kemudian dia meantap bundanya tak percaya.
"Bunda bunda tadi tangan El ditendang. Kok bisa Bun?"
"Berarti dedek bayinya bisa merasakan kalau kakaknya sedang berbicara dengannya. Kakak senang gk?"
"Senang banget bunda"Dia memegang perut ibunya sekali lagi, dan sama seperti tadi, dedek bayinya nendang lagi "hahahaha dedek bayinya nendang telus. El suka"Dia menej ibunya dengan kencang.
Saat keduanya saling memeluk, lelaki berparas tampan datang sambil membawa beberapa kantong belanjaan istrinya. Dia memberikannya kearah pembantu dan berjalan kearah istri dan anaknya.
"Kok peluk peluk gk panggil ayah ya?"El mendongak dan menatap ayahnya.
"Ayah!!"Dia berlari kearah sang ayah dan memeluknya dengan kencang.
"Aduh kuat banget ya pelukan anak ayah ini. Kangen banget ya sama ayah sampai segitunya?"
"Heheh iya kangen banget, ayah sama bunda lama sih jadinya El kangen"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Bella (Completed✅)
أدب المراهقينBella Anastasya, itulah namaku. Sebuah nama sederhana yang diberikan oleh ibu panti yang telah mengasuhku dari kecil. Sebuah nama yang memberiku motifasi untuk tetap hidup walau kehidupan ku sangat susah. Aku hidup disebuah panti yang berada di Band...