✓Perempuan Hebat✓

12.8K 742 19
                                    

Update niih !!!!

Note : Bantu cari typo yaaa

Zara terus meremas kedua tangannya, berada satu meja dengan sepasang mantan suami istri dan yang sebentar lagi mantan calon suaminya. Hubungan rumit macam apa ini? Jerit hati Zara.

Sudah sepuluh menit mereka saling duduk melingkar di meja bundar kantin Rumah Sakit, Anissa dijaga Ardina dan suaminya selaku kakek dan nenek Anissa.

"Emmm, jadi siapa yang mulai duluan?" Zara menengahi, karena dari apa yang terjadi Della maupun Adam seperti sedang terlibat perang dingin.

Della menghembuskan nafas kasar, ia menatap Zara dan Adam bergantian."Jadi tentang Anissa, aku selaku ibu kandungnya ingin berterima kasih kepadamu Za." Zara mengernyit dia tidak paham, arah pembicaraan Della.

"Maksudnya?" Tanya Zara penasaran.

Della menggenggam tangan Zara,"Terima kasih, sudah merawat dan memberi kasih sayang pada Anissa." Della tersenyum tulus,"Adam sudah menceritakan segalanya, berkat kamu semua jadi tau alergi apa yang diidap Anissa."

"Oh, tak apa. Semuanya kebetulan, dan untuk perhatian dan kasih sayang ku pada Anissa itu memang tulus." Jelas Zara.

Air mata Della lolos begitu saja,tangan Della masih setia menggenggam tangan kanan Zara."Za, aku mau bilang. Bahwa aku merestui pernikahan kalian." Della memaksakan tersenyum dengan air mata yang terus lolos.

Zara terkesiap, ia ingin berbicara dengan pasangan mantan suami istri itu perihal batalnya pernikahan Adam dan dirinya.

"Kami tidak butuh restu kamu Del." Suara Adam ketus.

"Siapa bilang tidak perlu?," Tangan Della melepaskan genggaman nya pada Zara, ia menghapus air matanya dengan kasar."Aku merestui kalian sebagai ibunya Anissa, Jadi aku berhak tau bagaimana ibu sambungnya Anissa apakah dia layak atau tidak. Meskipun kamu tau sendiri, bahwa aku tidak pernah bisa menjadi ibu yang baik untuk Anissa." Bicara Della ketus.

Zara hanya tinggal geleng-geleng kepala melihat dua orang didekatnya beradu argumen. "Stop! Gantian aku yang bicara." Sangkal Zara.

"Bicara tentang?" Tanya Adam penasaran.

Zara menghirup udara sebanyak mungkin,"Jadi aku mau minta maaf untuk kalian berdua," Zara melihat Adam, lalu tersenyum. Adam yang dilihat seprti itu merasa was-was,"Anissa butuh kalian berdua."

Ucapan ambigu Zara, membuat dua orang dewasa di depan dan sampingnya itu tidak mengerti.

"Maksud aku, Anissa butuh orang tua kandunganya. Anissa lebih butuh kalian berdua."

"Apa maksud kamu Za?!" Suara Adam sedikit meninggi.

Zara menggeleng "Mas, dengerin aku. Anissa tidak butuh sosok ibu sambung, Anissa butuh ibu kandung nya, dan aku hanyalah orang asing yang kebetulan menyayangi dia." Jelas Zara.

Della meraih dan menggenggam tangan Zara, ia menggeleng cepat memandang Zara."Za jika kamu mengatakan hal ini kemarin sungguh aku akan sangat bahagia, harga diriku akan sangat menginjak-injak kamu. Tapi asal kamu tau, Anissa lebih membutuhkan kamu dibandingkan denganku." Air mata Della kembali jatuh,"Dia lebih mencarimu daripada aku, bahkan dalam tidurnya dia terus menyebut namamu."

Zara terdiam, sedangkan Adam. Entah apa yang dipikirkan olehnya, raut wajahnya sama sekali tidak terbaca.

"Tapi Anissa membenciku." cicit Zara.

Della menggeleng,"Bukan Anissa membencimu, tapi aku Za. Aku minta maaf sudah menghasut Anissa agar dia membenci kamu. Sungguh aku minta maaf, apapun akan aku lakukan agar kamu mau memaafkan aku. Tapi jangan membenci Anissa."

Bunda Untuk Anissa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang