✓Bertemu Lagi (3)✓

16.3K 1.1K 8
                                    

Langkah pasti untuk mencoba melupakanmu adalah mencoba berdamai dengan diri sendiri.

Azara Putri Haydar

***
Kini mereka tinggal berdua duduk berhadapan dengan isi piring yang sudah habis tak bersisa, kebiasaan Adam saat makan berdua dengan Zara adalah dia akan langsung mengurangi makanan milik Zara, jika Zara mengatakan cukup barulah memberikan padanya.

Hal itu tentu saja membuat pipi Zara terasa memanas merah seperti kepiting rebus.

Adam bahagia melihat momen Anissa yang tersenyum lepas saat dibantu oleh Zara dalam menikmati makanan yang ia pesan tadi.

Anissa sekarang berada di kids zone, bermain di pojok ruang yang memang khusus disediakan untuk anak-anak
"Kemana kamu selama ini Za?"

Zara yang tersentak kaget akan pertanyaan Adam pun hampir tersedak minumannya.

"Aku pergi ke Perancis untuk melanjutkan study aku," Zara sangat gugup seolah dia sedang di interogasi karena berbuat kesalahan.

Adam mengangguk mendengar jawaban Zara. "Kenapa kamu nggak pergi ke pernikahan aku?"

Zara memilih ujung atasannya menyalurkan gugup, seandainya Adam tau bahwa dia pergi karena pelarian dan sisanya adalah study mungkin Adam akan menghindari dirinya sekarang.

"Oh aku tidak bisa pergi kesana, jadwal penerbangan kuajukan satu hari karena ada beberapa hal yang harus aku urus disana. Padahal aku sudah meminta bang Alfath untuk memberi tau mu, mungkin dia lupa. Dan maaf tidak bisa datang ke pernikahanmu," Zara tersenyum kaku.

"Sekarang kamu berubah ya Za, nggak seperti Zara yang aku kenal dulu," Adam mencairkan suasana canggung diantara mereka berdua.

"Kamu juga beda dam sudah berubah, sekarang punya buntut satu," Adam dan Zara tertawa bersama saling menanggapi pembicaraan mereka.

"Biasanya orang kalau tinggal lama di luar negeri pasti dandanannya lebih berani Za tapi kamu malah jadi tertutup, dapat hidayah ya?"

Zara tersenyum mendengarkan Adam. " Ya, jujur kayaknya aku dapat hidayah di tahun pertama aku disana, pas waktu itu kangen banget sama indonesia aku berangkat ke masjid mengikuti pengajian disana. Berharap bisa bertemu dengan orang Indonesia untuk diajak berbincang-bincang," Zara meminum jus jeruk menghilangkan dahaganya.

"Saat pengajian aku mendengar tentang jodoh itu cermin diri, jika kau baik maka jodohmu juga baik,begitupun sebaliknya. Maka semenjak itu sedikit demi sedikit aku merubah diriku dan sering mengikuti kajian islami."

"Lalu kenapa kamu nggak pamit dulu, waktu mau pergi?, Dan juga nggak kabari aku selama ini?"

"Maaf dam aku nggak mau ngrepotin kamu,apa lagi waktu itu kamu pasti sibuk mengurus pernikahan, sorry," Zara tersenyum kecut, menyembunyikan alasan sebenarnya dia pergi.

"Untuk itu aku nggak bisa, meskipun kita sudah lama kenal. Tapi posisi kamu itu sudah berbeda, kamu sudah punya istri dam. Yang harus kamu jaga perasaannya. Dan aku harus sadar diri, aku nggak mau tiba-tiba dilabrak istri kamu padahal kita cuma berteman," Adam tersenyum kecut mendengar perkataan Zara.

"Mainlah ke rumah ibu, pasti ibu seneng anak perempuannya datang ke rumah," Pinta Adam pada Zara.

"Mungkin lain kali dam, aku main kesana. Sebenarnya bunda juga menyuruhku untuk datang ke rumah ibu,tapi urusan di butik belum selesai semua. Oh maaf aku harus pergi ke butik dulu, salam untuk Anissa ya," Zara segera berdiri dari tempat duduknya, saat akan melangkahkan kakinya suara panggilan Adam menghentikan langkah kakinya.

Adam mengulurkan ponselnya pada Zara.

"Zara, berikan nomor telepon mu. Bukankah kita sebagai umat muslim harus menjaga tali silaturahmi?" kesempatan dalam kesempatan sekali kau Adam.

Zara mengangguk lalu mengetikkan nomor teleponnya pada Adam. "Terima kasih Za."

"Sama-sama dam,kalau begitu aku pergi dulu. Dan terima kasih untuk makanannya, jangan lupa salamku untuk Anissa dia terlihat asyik bermain aku tidak tega mengganggunya, Assalamualaikum."

Zara pun pergi meninggalkan Adam, ia melangkahkan kakinya menuju butiknya berada.

"Waalaikumsalam Za". Jawab Adam.

****

Maaf part ini sedikit😭

Jangan Lupa komen dan Vote ya

Happy Reading
D. Salsabila

Sayang kalian 😘

Bunda Untuk Anissa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang