✓Ibu Kandung?✓

11.5K 702 2
                                    

Melirik pada jam ditangan yang menyilang, jarum jam baru menunjukan pukul 10.15 pagi.

Duduk diatas kap mobil BMW nya Della terus mengetukkan sepatu heels nya seirama. Ia saat ini berada di parkiran yayasan Al Haydar, tempat Anissa bersekolah. Sejak tadi ia menunggu putri kecil yang ia rindukan selama ini, putri kecil yang ia tinggalkan dulu.

Yang tersisa saat ini  hanyalah tinggal penyesalan,  ia bahkan tak mengetahui bagaimana putrinya tumbuh dan berkembang.

Tak lama Della melihat seorang anak kecil yang mirip dengan putrinya, digandeng seorang wanita berjilbab dari kejauhan. Della menyipitkan mata berharap melihat jelas siapa orang yang menggandeng gadis kecil yang mirip putrinya itu.

"Zara?" Gumam Della, saat Anissa dan Zara semakin mendekat.

Della menggeleng tak percaya dengan apa yang ia lihat saat Anissa dan Zara semakin mendekat.

Ia bertanya pada dirinya sendiri, bagaimana bisa Anissa dan Zara sedekat itu. Bukanya Zara baru saja kembali dari Perancis beberapa bulan yang lalu.

Della tersadar dari pemikirannya sendiri saat Zara berhenti tak jauh dari hadapan Della dan  menatap terkejut kearahnya.

"Kenapa Tante?" Tanya Anissa menggoyangkan tangan Zara.

Zara membenarkan letak tas yang menyampir di bahunya, melihat ke Anissa."Oh itu..."  Zara kebingungan menjelaskan kepada Anissa perihal kedatangan Della.

Della berjalan mendekati Anissa dan Zara yang berdiri tak jauh dari tempatnya, saat dekat dengan Anissa ia memanggil putrinya. "Anissa!" Anissa menengok ke sumber suara, membuat jantung Della berdetak cepat. Ia semakin bersalah mengingat dulu, dengan begitu kejam nya meninggalkan gadis kecil yang cantik ini hanya karena keegoisan dan kesenangan sesaat.

"Anissa ini mama sayang."

Anissa tak bereaksi ia menengok kepada Zara seakan meminta penjelasan, saling bertatap mata berapa sekian detik Zara mengangguk mengiyakan pernyataan Della.

Anissa langsung menatap lagi kearah Della,"Mama?!"

Della meninggikan tinggi tubuhnya setara dengan tinggi Anissa bertumpu pada kedua lututnya,"Ini Mama sayang, Anissa nggak kangen sama Mama?"

Sedangkan Anissa masih belum mengerti bahwa Della adalah ibu kandungnya, ia hanya menatap heran pada Della karena ia merasa Della hanyalah orang asing yang baru saja ia temui.

"Tante dia siapa?"

Zara tersenyum mendengar pertanyaan Anissa, lalu Zara pun akhirnya menjelaskan. "Sayang dia ibu kandung kamu, tante ini orang yang melahirkan Anissa."

Della masih tetap dalam posisinya, ia mengelus surai panjang putri yang ia lahirkan. "Mama kangen sama kamu sayang." Della melepaskan gandengan tangan antara Anissa dengan Zara lalu memeluk Anissa.

Anissa menangis terisak saat Della memeluknya, sudah lama ia merindukan ibu kandungnya. Zara yang menyaksikan momen antara ibu dan anak itu hanya bisa menangis haru, namun ada sedikit hal yang membuat hatinya sedikit sembilu. Disaat Della menyentak tangan Anissa dengan tiba-tiba dari genggamannya seakan tak rela Anissa bergandengan tangan dengannya.

Namun Zara buru-buru mengenyahkan pikiran itu ia berpikir Della melakukan hal itu karena rasa rindunya pada Anissa yang besar.

***

Anissa berceloteh riang gembira, sembari terus memasukkan makanan kedalam mulutnya. Ia bercerita kegiatan sehari-harinya pada Della.

"Za, bagaimana kamu bisa sangat dekat dengan Anissa?"

Zara yang fokusnya sedari tadi pada Anissa kini teralihkan pada pertanyaan Della,"Kami bertemu begitu saja, saat di sekolah tanpa sengaja. Dan ya begitulah," Jelas Zara dengan senyum diakhir.

"Oh begitu".

Zara hanya tersenyum kaku, dikepalanya sudah dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan tentang Della.

Apalagi mengingat cerita Adam perihal keluh kesahnya menjalani pernikahan dengan Della. Sejujurnya ia takut jika Adam mengetahui bahwa Anissa bertemu dengan Della hari ini, ia merasa lancang. Tapi mau dikata bagaimana lagi Zara tidak pantas melarang seorang ibu yang merindukan anaknya, terlepas bagaimana Della dulu ia tetaplah ibu kandung Anissa. Wanita yang melahirkan Anissa.

Disisi lain Zara juga takut Della adalah tipe orang yang ambisius, Zara juga mengingat bagaimana ia penuh keyakinan ingin Adam kembali kepadanya. Apalagi dengan adanya Anissa diantara mereka.

Anissa menggoyangkan lengan Della,"Mama selama ini kemana?Anissa kangen sama Mama." Anissa mengerucutkan bibir.

"Maaf sayang, sekarang mama janji nggak akan ninggalin Anissa lagi."  Della  mengecup pipi Anissa dengan gemas.

"Janji kelingking," Anissa mengulurkan kelingkingnya."Ayah akan menepati janjinya jika sudah berjanji kelingking," Jelasnya dengan suara cadel.

"Hmm... Janji kelingking." Della menautkan jari kelingkingnya  dengan jari kelingking mungil Anissa.

Suara dering ponsel Zara terdengar, nama Adam terlihat dilayar ponselnya. segera ia meminta izin pada Della untuk menjawab panggilan tersebut. Zara melangkahkan kakinya pergi ke teras samping restoran.

"Anissa," Panggil Della setelah Zara menjauh, membuat   Anissa menoleh pada Della."Anissa kangen sama Mama?"

Pertanyaan itu diangguki oleh Anissa. "Anissa mau ikut Mama?" Pertanyaan kedua membuat Anissa seperti bimbang.

"Jika Anissa sayang sama Mama, Anissa mau kan ikut Mama?" Della kembali bertanya.

"Ayah?"

Della menggeleng "Hanya Anissa dan Mama, Kita akan pergi jauh."

"Tapi Anissa sayang Ayah, Anissa nggak mau pergi tanpa Ayah." Matanya mulai berkaca-kaca.

Della menangkup wajah Anissa,"Kalau Anissa tidak mau ikut pergi dengan Mama, bagaimana kalau Anissa bantu Mama untuk pulang?"

"Mama akan pulang?"

Della mengangguk,"Anissa bisa kan?" Ia Menggenggam tangan mungil Anissa. "Mama ingin pulang, tapi Anissa harus bantu Mama. Agar ayah tidak marah lagi pada Mama."

"Kenapa ayah marah sama  Mama?"

Della memeluk Anissa, mengelus surai panjang hitam milik putrinya."Kamu belum mengerti sayang, tapi mama janji tidak akan meninggalkan kamu lagi. Hanya Anissa yang bisa membantu. Mama,kamu, dan Ayah kita akan hidup bahagia bersama sayang."

****

Anissa Update
Jangan Lupa tinggalkan jejak Vote dan Komen.
Maaf jika ada typo

D. Salsabila

Bunda Untuk Anissa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang