✓Hari yang di tunggu (End)✓

16K 710 18
                                    

Zara terus menghembuskan nafas kasar, ia gugup setengah mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zara terus menghembuskan nafas kasar, ia gugup setengah mati. Bahkan Al-Fath juga belum bisa menenangkan dirinya. Duduk dihadapan kaca yang menampilkan dirinya. Pintu terbuka, Al-Fath sedikit menyembulkan kepala untuk melihat situasi di kamar yang memang dipersiapkan untuk Zara make up.

"Bang!" Panggil Zara saat Al-Fath mendekat,"Zara gugup, antar sebentar cari udara yuk." ajak nya.

"Ayo!" Al-Fath mengulurkan lengannya untuk digandeng Zara.

Al-Fath menuntun adik perempuannya menuju taman, sekedar mencari udara untuk mengusir kegugupannya. Dalam balutan gaun sederhana berwarna putih hasil karyanya sendiri dan make up natural. Zara melangkahkan kaki menuju taman yang memang langsung terhubung dengan ruang riasnya.

Zara menikmati angin semilir yang menerpa kulitnya, setidaknya sedikit menenangkan diri yang tengah merasakan gugup luar biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zara menikmati angin semilir yang menerpa kulitnya, setidaknya sedikit menenangkan diri yang tengah merasakan gugup luar biasa. Sedangkan Al-Fath hanya diam sembari mengawasi Zara.

"Aku nggak nyangka bakal kamu langkahi dulu deh Za?" Ucap Al-Fath, dengan mata menerawang ke langit.

Zara tersenyum memandang abang satu-satunya,"Salah sendiri nggak nikah-nikah." Ledek Zara.

Alfath mendengus sebal, benar kata adiknya.

"Deira mana?" Tanyanya pada Al-Fath, dijawab hanya hendikan bahu tak tau.

Tiba-tiba datang seorang MUA dengan tampilan lenjeh, tak lupa menggoda Al-Fath. Membuat Alfath bergidik ngeri  "Aduuh, manisku udah jalan-jalan. Eh ada bang ganteng, Pengantinku yang cantik gak boleh jalan jauh-jauh tunggu di ruangan saja."

Al-Fath merasa geli memandang MUA itu, lalu ia memilih pergi meninggalkan Zara. Sedangkan Zara hanya tertawa melihat kakaknya di goda bencong.

"Maaf Za, tadi ada sedikit masalah." Ucap Deira masuk ke dalam ruangan, Mata Zara memicing melihat Jas Al-Fath bertengger sempurna di bahu kecil Deira.

"Itu?" Arah mata Zara ke jas Alfath.

Deira melihat jas Alfath lalu menjatuhkannya begitu saja."Gak usah dipikir, Adam udah duduk didepan pengguhulu tuh." Ucap Deira mengalihkan pembicaraan.

Bunda Untuk Anissa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang