Kelas busuk

150 13 5
                                    

Sudah menjadi rahasia umum, kalau produksi keringat Qeisar melebihi ambang batas rata2 untuk seusianya. Maklum, remaja 2003.

Botjah.

Terlalu banyak bertarung dengan Ipang dan berseteru dengan Meisya.

Gitu-gitu, kalau tidak ada Qei, kelas rasanya kayak padang pasir. Sepi. Tapi, tenang.

Kenapa Qeisar memproduksi keringat lebih banyak?

1. Terlalu bersemangat mengganggu Meisya.

"Woi, alis."

Meisya yang sedang melukis alisnya dengan hati-hati, tergoyah imannya.

"Apa anjing!?"

"Sori, Alis..."

Meisya mengejar Qei sampai 7 putaran kelas. Seragamnya basah. Lemak2nya tercetak dari luar.

2. Terlalu Semangat Menggombal

Baru datang dari kantin, sudah menggombal. Targetnya siapa saja.

"Eh, eh, Pid. Tau ga perbedaan kamu sama genangan air?"

"Hah."

"Kalau genangan air sarang nyamuk. Kalau kamu, sarangeyo!"

IHIIIIIW.

"Cie, kiwoyo." Yusuf menanggapi.

"Kiyowo, bodooooh!"

Begitulah. Satu kelas digombalin. Paling ngeselin kalau gombalnya dilama-lamain, tapi ke target yang salah.

Ade, maksudnya.

"De, de."

"Apa anjing..."

"Woi, santai-santai, hahaha. De, aku mau gombal, De."

"Iya, apa!?"

"Eh, jangan marah-marah."

"Apa, sih, setttttt4n!?"

"Tau ga perbedaan kamu sama iblis?"

"Apa?"

Tiba-tiba, pak guru inggris masuk.

"BAU APA INI!?"

"BAU KERINGAT QEISAR HAHAHAHA!"

"Saya ngajar dari sini aja, ya."

Pak guru berdiri di ambang pintu kelas. Mengajar sambil berdiri. Sejengkal masuk ke kelas, hidungnya kembang kempis.

"Hm. Bau olim begini, ya?"

Sepanjang pelajaran, pak guru tidak masuk kelas, cuman nongki di pintu.

Akhirnya kami tahu cara agar pak guru tidak masuk kelas.

Keringat qeizyar.

OlimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang