Update yang ringan2 aja, yah.
Yang berat2, ditaruh dulu.
Karena perlu banget untuk istirahat sejenak, supaya kita punya waktu untuk bersyukur, lalu tersenyum karena kamu sudah berjalan sampai sejauh ini 💜Happy Reading 💜
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
"Pokoknya, kita harus bikin kejutan yang meriah nantinya!" seru Milea dengan penuh tekad.
Libur tengah semester tinggal seminggu lagi, dan Milea berencana untuk membuat pesta kejutan bagi Opa Nathan, yang sudah menjadi Opa favoritnya sejak lahir. Karena katanya, wajah Milea cenderung mirip dengan Oma Lea saat muda. Alasan aneh untuk menyayangi seseorang, tapi Milea justru senang karena bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk meminta sesuatu pada Opa, yang dikenal dingin dan tidak ramah itu.
"Lu yakin kalau Opa bakalan mau dikasih pesta? Kayak nggak tahu aja Opa Nathan kayak gimana," celetuk Nero dengan alis berkerut tidak setuju.
"Udah pasti nggak mau sih, tapi yah nggak apa-apa. Sekali-kali bikin dia seneng," balas Milea kemudian.
"Emangnya apa yang kita lakuin bakal bikin dia seneng?" giliran Tristan yang menyeletuk, "Yang bikin dia seneng itu, cuma Oma. Nggak ada lagi yang lain."
"That's right!" sahut Max sambil menganggukkan kepala. "Opa will be very angry, if we do something shit like that."
"Menurut gue, nggak ada salahnya coba," ucap Hyuna sambil mengunyah kripik kentangnya. "Opa mungkin terharu kalo kita libatin Oma juga. Selama ini, mereka kan sibuk. Udah gitu, Mami Alena sama Papi Joel, juga sibuk. Mungkin kalo kita bisa kumpulin semua keluarga, dia bakal hepi."
"Mami Alena? Papi Joel?" tanya Milea sambil menatap Hyuna heran.
Hyuna terkekeh geli, sambil mengacungkan dua jari pada Tristan yang sudah menampilkan ekspresi busuk di sana. "I was joking, Man. Orangtua kita adalah orangtua bersama. Sukur-sukur, kalo bisa jadi besan nantinya, tapi tenang aja, itu nggak akan terjadi."
"Maksudnya?" tanya Nero dengan alis terangkat setengah.
"Modus gua udah ketahuan," jawab Hyuna ketus, lalu kembali mengunyah kripik kentangnya.
Kelima orang itu sedang dalam penerbangan pulang ke Jakarta, setelah menghabiskan waktu untuk berbelanja dan berjalan-jalan di Singapore. Tadinya, Tristan menyuruh Milea dan dua sepupunya yang lain untuk kembali lebih dulu, tapi ternyata tidak jadi. Sebab, satu jam setelah pertengkaran Tristan dan Hyuna, mereka kembali sambil tertawa bersama. Dasar aneh, pikir Milea.
"Modus apa?" tanya Nero bingung.
"Susah kalo gue ceritain, nggak usah bahas pokoknya. Balik lagi ke ide kejutan Milea aja," jawab Hyuna dengan mulut penuh.
"Na, bisa stop dulu gak makannya? Berisik tahu, gak?" cetus Tristan dengan judes.
"Nggak bisa stop. Susah. Ini tuh bikin nagih, apa lagi lu yang beliin," sahut Hyuna asal.
"Let me help you, Sis," ujar Max sambil mengambil alih bungkus besar kripik dari Hyuna, lalu ikut menikmati kripik itu bersama.
"Jadi makin berisik!" tukas Tristan semakin judes, lalu memakai hoodie dan memasang earphone. "Gue mau ke kamar aja, kalian lanjut. Apa pun keputusannya, gue ikut."
Tristan beranjak dari kursi setelah melepas sabuk pengaman, lalu segera menuju ke kamar private yang ada di dalam jet itu. Hyuna hanya mencibir, dan yang lainnya hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Tristan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untie The Knot
Romance"Mama selalu ingetin kalau jadi cewek itu kudu konsisten. Terutama soal cowok. Kalau uda yakin suka, yah ngegas aja," kata Hyuna. "Daddy selalu berpesan untuk perluas pergaulan supaya menambah pengetahuan akan dunia. Jangan dilingkup yang itu-itu aj...