{46}

1.4K 127 8
                                    

Namjoon tengah membereskan barang barangnya ke dalam tas segera ingin cepat pulang ke apartement. Ia ingin bertemu dengan sang kekasih secepatnya. Ia ingin menjelaskan semua dan meminta maaf serta hal yang utama meluapkan seluruh rasa rindunya terhadap pria kesayangannya. 

Namjoon sudah berada dalam perjalanan pulang, ia terus memikirkan bagaimana cara agar Seokjin bisa mengerti. Yang paling utama sang kekasih mau memaafkan dirinya.

Selang beberapa menit. ia pun sudah telah tiba kemudian keluar taksi secara tergesa menuju pintu utama lobby.

"Namjoonie?!"
Teriak seseorang dari arah lain kemudian pandangan keduanya bertemu.

"Kebetulan sekali"  batin Namjoon senang, lalu menarik pergelangan tangan Seokjin menuju lift.

Seokjin tersentak kaget karena di tarik tiba tiba, langkahnya pun sedikit terseret akibat langkah lebar pria jangkung yang menariknya sangat begitu terburu buru.

Setibanya di dalam lift Seokjin yang masih tidak mengerti gelagat pria di sampingnya. Untungnya hanya ada mereka berdua disana.

"Namjoonie ada apa? kenapa terburu buru" tanya Seokjin sedangkan pria di hadapannya tidak memberikan raspon melainkan tatapan yang lurus ke arah pintu lift. Mungkin jika ia bisa berbicara, 'belum saatnya membahasnya disini' begitulah pikir Seokjin lalu dirinya pun hanya bisa diam menanggapi.

Sepertinya ia harus cepat cepat memenuhi janjinya untuk mengajari kekasihnya agar dapat berbicara, terkadang ia tidak tega dengan orang di sampingnya selalu bolak balik menulis setiap ia ingin menyuarakan sesuatu di tiap kertas itu apalagi kalau ada sebuah penjelasan yang begitu panjang.

Seokjin juga penasaran sebenarnya kekasihnya ini kenapa kok tiba tiba menarik dirinya seperti orang di kejar setan, padahal dia tidak bakal kemana mana dan hanya menurut kepada Namjoon.

Ting

Keduanya pun keluar dari lift, lagi lagi pria manis itu di tarik begitu kuat, ia hanya bisa pasrah serta berhati hati menyeimbangkan tubuhnya supaya tidak limbung dan bertabrakan dengan orang yang berlalu lalang, sejujurnya pergelangan tangannya begitu nyeri karena di cengkeram begitu kuat oleh pemilik tangan besar si penarik.

Sekarang mereka berakhir di apartement Namjoon lalu sang empu melepas cengkeramannya lalu terpampang jelas bekas kemerahan di disana.

Kemudian tuan rumah mendudukkan diri di pinggiran ranjang sambil membawa sang kekasih duduk di hadapannya.

"Ada apa? ada yang ingin kamu bahas Bee?"  buka suara Seokjin tenang.

"Aku mau membicarakan soal kepergian ku semalam. maaf tidak mengabarimu Honey" mulai Namjoon di kertasnya sebagai permulaan pembicaraan.

"Tidak apa apa Bee aku mengerti" jawabnya sambil.

"Kamu tidak marah?"

Seokjin membalas dengan gelengan kecil, lalu melanjutkan. "Aku percaya padamu kok sudah tidak apa apa" di akhiri dengan senyuman tulus.

"Tapi aku belum menceritakan apa apa" respon Namjoon bingung.

"Maka dari itu aku mau mendengar penjelasan darimu langsung, untuk memperkuat dan membuktikan pendapat dari Hoseok itu benar adanya" balasnya lagi.

"Hoseok?  dia menjelaskan apa tentang aku?  awas yang aneh aneh"  protes Namjoon.

"Menjelaskan hal baik kok, makanya cepat cerita sama aku Bee"  Seokjin jadi gemas sendiri ingin menusuk kedua lekukan kecil di pipi kekasihnya karena ekspresi bingung dari wajah tampannya.

Time With You {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang