{42}

975 110 24
                                    

Mobil silver Jackson membelah jalan kota Seoul di bawah lampu jalan serta semilir angin malam yg tenang membuat rasa senang Jackson masih meluap luap sampai sekarang.

Tidak pernah ia bayangkan sebelumnya bisa satu mobil bersama Namjoon, di temani alunan musik dari radio membawa sensasi ketenangan di dalam ruang mobil tersebut.

Jackson yg sedang menyetir sesekali melirik Namjoon di sebelahnya tertidur pulas walaupun menjadi terdengar berisik akibat suara ngorok pria itu tapi baginya tidak masalah kapan lagi dia melihat moment langka ini di depan mata kepalanya sendiri

"Sepertinya dia kelelahan sekali aku jadi merasa bersalah" gumamnya lalu salah satu tangannya tergerak untuk mengapai helai surai perak Namjoon.

"Hngh"

Racau Namjoon dalam tidurnya seketika telapak tangannya ia tarik menjauh takut mengusik tidur pujaan hati. Jackson masih menatap lalu tersenyum setelah itu semakin melajukan mobil ke tempat yg di tuju.

Akhirnya mereka telah sampai di salah satu cafe yg sedang mengadakan konser musik minikolosal. Jackson sudah memakirkan mobilnya lalu membangunkan orang disampingnya.

"Namjoon-ah bangun kita sudah sampai" katanya sambil menggoyangkan bahu bersangkutan pelan. Tak lama tidurnya terusik ia mengucek matanya pelan dan menetralkan cahaya yg masuk ke retina matanya.

"Kok gelap? dimana ini?"  batinnya, perlahan menegakkan tubuh dari sandaran kursi.

"Kau sudah bangun? ayo keluar"

Sayup sayup Namjoon mendengar suara Jackson di sebelahnya ketika ia sudah benar benar telah mengumpulkan nyawa, indra penglihatannya suguhkan dengan pemandangan lampu berkelap kelip yg melilit di pepohonan dari dalam kaca mobil.

"Aku baru ingat aku kan pergi bersama Jackson" ujarnya dalam hati, lalu cepat cepat mengambil alat tulisnya.

"Jack maafkan aku jadi ketiduran, aku kelelahan" tulisnya cepat dan diberikan kepada atasannya.

"Tidak apa apa maafkan aku sudah memaksamu untuk pergi juga" balasnya sambil menatap pujaan hati dengan sorot tak enak.
Namjoon tersenyum lalu membelai surai Jackson dan si pelaku membeku di tempat merasakan sentuhan telapak tangan besar itu.

"A-ayo ke-keluar" gugupnya yg di balas anggukan oleh pria di hadapannya.

Mereka pun keluar dari mobil kemudian jalan beriringan masuk ke dalam cafe. Jackson daritadi hanya diam berusaha menetralkan degupan jantungnya yg semakin jadi pada kejadian sebelumnya dan di dalam otaknya terus memutar kejadian tersebut tanpa henti.

"Kita akan duduk disini aku sudah memesannya" ujar Jackson kemudian keduanya duduk berhadapan. Waiters lun datang memberikan buku menu yg ada dalam genggamannya.

"Pesan saja semua yg kau mau aku yg traktir" ujarnya lagi sambil membolak balikan buku menu mencari makanan yg ia inginkan. Namjoon pun hendak melihat lembar demi lembar list makanan yg tertera. coba saja dia kesini bersama Seokjin pasti kekasihnya itu akan memesan banyak dan kedua pipinya yg mengembung mengunyah makanan yg terlihat begitu lucu,  apalagi semuanya terlihat enak.

"Jadi apa yg mau kau pesan Joon?" tanya Jackson setelah ia selesai menyebutkan pesanannya dan di catat oleh sang waiters. Namjoon pun tersentak dari lamunannya lalu menunjuk makanan yg ia mau. "Baiklah tunggu sebentar pesanan kalian akan segera datang" pamit sang waiters lalu melenggang pergi meninggalkan meja keduanya.

Suasana yg ramai tapi begitu akward untuk keduanya rasanya jika begini terus akan semakin canggung.

"Tempat apa ini,  tempat ini sangat indah" tanya Namjoon di kertas, indra penglihatannya pun bergerak kesana kemari memperhatikan semua sudut cafe tersebut. "Ini cafe favorit aku dan cafe ini sangat terkenal disini, apa kau tak pernah jalan jalan? aku kira kau tahu tempat ini"

Time With You {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang