SETARA [Senjani-Tara]

00. SETARA

" Ini semuanya tentang rasa,
Mungkin tentang cinta yang ditanam dalam hati.
Membuat tiap menatapmu aku lupa diri.
Bahwa kita hanya dua orang insan yang saling tak tau menau tak lebih.

Tapi, apakah hati ini tidak boleh unjuk diri?
Bahwa aku ini ingin dimiliki.
Walaupun hanya imajinasi,
biarkan aku bermimpi.
Mungkin saja itu bisa terjadi. "

• • •

Suasana ruang olimpiade matematika serasa tak berpenghuni, sangat sunyi. Hanya ada suara pensil yang mencorat-coret kertas. Pengawas pun hanya mengawasi dari mejanya tanpa bersuara.

Di menit ke-90, cowok dengan mata hitam bulatnya terlihat maju kedepan menyerahkan beberapa lembar kertas. Yap, Tara sudah selesai mengerjakan soalnya di waktu yang terbilang sangat cepat.

Gevantara Cakra Wijaya telah mengerjakan 50 soal matematika dengan waktu 90 menit sedangkan waktu yang diberikan 120 menit. Soal olimpiade bukan soal biasa.

Tara berjalan santai dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku menuju ruang kelasnya. Belajar. Karena sebentar lagi ia akan naik ke kelas 12.

• • •

Sedangkan di waktu yang sama tapi tempat yang berbeda, ada gadis yang sedang berfikir. Bukan soal pelajaran, tapi puisi.

Senjani sangat suka membuat puisi. Karyanya juga sering terpajang di mading sekolah.

Buku tulis yang disampul persis seperti buku sekolah pada umumnya yaitu warna krem sudah terpatri di hadapan Senjani.

Hanya saja ada tulisan "DELAPAN" di sampulnya. Alasan Senjani simpel, yaitu karena ingin menyamarkannya dengan buku sekolah yang lain, agar jika ada razia dadakan bukunya tak akan di buka. Walaupun karya puisinya telah terpampang banyak di mading sekolah, Senjani tetap merasa malu apabila ada yang membaca bukunya, apalagi tanpa permisi.

Puan Putri Senjani , menutup buku 'delapannya lalu beralih ke buku pelajaran. Ruang kelas 11 Bahasa 2 baru saja di datangi Bu Dian, guru Fisika di SMA Kertajaya.

"Gimana nih?" gumam Senjani karena buku pr nya masih tertidur di rumah, alias ketinggalan.

• • •