08. SETARA

31 5 1
                                    

" Saat rindu ini beraksi,
segala tentangmu jadi puisi.
Saat hati ini bereaksi,
segala tentangmu jadi puisi.
Apa yang kamu ragukan lagi? "

• • •

HAPPY READING!

Bel istirahat pertama dibunyikan. Seperti biasa, Bianca dan Putri sudah menunggu Senjani di ambang pintu. Setelah dirasa para siswa kelas Bahasa 2 telah berhamburan keluar, barulah Bianca dan Putri menghampiri Senjani yang masih duduk di kursinya.

"Ayo Puan, lama banget sih!" Bianca menggerutu.

Mendengar nama Puan, Senjani langsung menatap Bianca dengan tatapan sinis. Putri yang paham pun menyenggol lengan Bianca. Senjani tak menginginkan panggilan itu lagi.

"E-eh maaf Ja, yaudah yuk kita ke kantin" Bianca langsung merangkul Senjani.

"Nanti gue beliin permen kaki 5 ribu deh!" Bianca berusaha membujuk Senjani agar tak merajuk lagi.

Ide licik muncul di kepala Putri. Lantas, ia membisikan sesuatu ke telinga Senjani.

Senjani tersenyum puas mendengar bisikan Putri dan melancarkan ide licik Putri.

"Gak ah, Senjani maunya 10 bungkus" Kata Senjani tersenyum ke arah Bianca.

"Buseh 10 bungkus mau jualan lo?"

"Yaudah gak Senjani maafin." Senjani merasa Bianca pasti akan membelikannya. Rencana, ia membaginya dengan 8 bungkus milik Senjani dan Putri dapat 2 bungkus. Yummy!

"Iya, iya" Jawab Bianca pasrah saja.

Senjani, Bianca, dan Putri mengantri untuk mendapatkan makanan dan minuman untuk mengisi amunisi mereka masing-masing.

"Eh Banyu!!! Itu batagor gue!!" Teriak Bianca kepada Banyu. Ia saling berebut sepiring batagor.

"Enak aja, punya gue. Gue ngantri duluan!" Banyu tak mau kalah. Akhirnya batagor itu pun diambil Tara lalu Tara pergi dengan santai tak menghiraukan keduanya.

"Tara!!!" teriak keduanya berbarengan.

"Kesel banget gue sama cowok lo!" gerutu Bianca saat mereka bertiga telah mendapatkan meja untuk mereka tempati.

Cowok Senjani?...

"Temenan aja enggak" Ujar Senjani meringis.

Mereka bertiga mulai memakan makanannya, sesekali Senjani memperhatikan serius cerita yang dituturkan Putri kenapa Bianca dan Surya bisa putus dadakan seperti ini, padahal mereka merupakan pasangan yang jarang bertengkar.

Di sela-sela Senjani sedang serius-serius nya, ada seseorang yang mendatangi meja mereka bertiga.

"Halo kak, gue boleh duduk disini gak? Soalnya gue belum terlalu akrab sama anak-anak lain" Tanya gadis yang di bajunya terdapat nama Auristella tiba-tiba. Ia tersenyum sambil membawa semangkuk makanannya.

"Lo juga gak akrab kan sama kita" Ketus Putri tak suka.

"Kenapa gak bareng sama cowok lo itu?" tanya Bianca menimpali.

"Udah-udah, iya boleh gabung kok" Senjani mempersilahkannya bergabung bersamanya dan kedua temannya.

"Makasih kak, sebelumnya perkenalkan gue Auristela Fandhita biasa dipanggil Riri" kata Riri memperkenalkan diri.

"Hai Riri, Puan Putri Senjani panggil aja Senjani gak usah pake 'kak' gak nyaman soalnya" Senjani terkekeh pelan.

Bianca dan Putri masih saja bersikukuh tak ingin berkenalan. Akhirnya Senjani yang turun tangan.

SETARA [Senjani-Tara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang