02. SETARA

109 22 14
                                    

"Derai hujan yang kian lama kian menderas,
Rintikan rindu yang kian lama kian membatu.

Suara hati yang egois karena selalu ingin didengar,
Dan hatimu selalu tuli ketika yang aku bicarakan tentang perasaan. "

• • •

HAPPY READING!

Pagi ini cuaca kurang mendukung untuk Senjani. Pasalnya, hari ini tanggal 8. Ia harus berkumpul dengan kedua sahabatnya, tanggal 8 hari dimana mereka menjadi sahabat. Dan, tanggal 8 juga menjadi tanggal jadian untuk Bianca dan Putri. Mereka sama-sama berpacaran pada tanggal 8.

Iri? sudah tentu. Senjani pun ingin tapi apa daya sudah 2 tahun menyimpan perasaan namun tak kunjung terbalaskan. aseeek

Senjani mengambil ponselnya yang berada di atas nakas, lalu membuka aplikasi hijau dan menelepon kedua sahabatnya, perihal menanyakan kegiatan yang akan dilakukannya pada tanggal 8 bulan ini.

Senjani geram melihat panggilan teleponnya tak kunjung diangkat oleh Bianca Putri.

Senjani : Woi ini jadi ga sih?

Bianca : Iya, jadi. Tapi ujan kita mau kemana?

Putri : Kita nonton film kuy! gue ada dvd seru nih!

Senjani : Kebetulan, rumah Senjani kosong, sini aja. Jangan lupa bawa makanan yang banyak!! wuff yu <3

Bianca : read
Putri : read

Memang, sahabat laknat. Terkutuklah kalian. Engga, bercanda bestii!!

Tak lama ponsel Senjani bergetar tanda ada panggilan masuk. Melihat nama dilayar, Senjani mengulum senyum lalu buru-buru mengangkatnya.

"Halo" Sapa Senjani saat teleponnya sudah tersambung.

"..."

"Iya Biru, ini pada mau kumpul di rumah, Biru kesini aja ya ada Putri sama Bianca. Mereka juga ngajak cowoknya"

"..."

"iya, hati-hati. Kalo udah sampe masuk aja ya"

Biru hanya menjawab ya lalu Senjani mematikan sambungan teleponnya. Tak heran jika ia mengetahui perihal tanggal 8, setiap bulan pasti akan ada acara berkumpul yang juga mengikut sertakannya.

Biru Arkaleo, Sahabat yang sudah Senjani anggap abangnya sendiri. Pertemuan yang tercipta karena mengikuti ekskul yang sama, mulai saat itu mereka dekat hingga saat ini.

Lamunan Senjani buyar saat mendengar bel rumahnya berbunyi. Tidak hanya sekali dua kali, ia yakin bahwa yang sedang memencet bel rumahnya adalah dua bocah laknat.

"iya, sabar setan!" Teriaknya dari dalam. Lalu dengan ogah-ogahan ia bangkit untuk membukakan pintu.

Setelah pintu terbuka, Bianca langsung masuk tanpa menghiraukan Senjani.

"ayo masuk anggep aja rumah sendiri" katanya dengan senyum yang mengembang.

"sinting" Senjani dan Putri bergumam bersamaan.

Setelah masuk, Bianca langsung merebahkan dirinya di sofa. Sedangkan Senjani menata makanan yang dibawa oleh keduanya. Putri? entahlah ia sedang asyik bersama ponselnya. Merasa ada yang kurang, Senjani langsung bertanya.

"ngomong-ngomong, cowok kalian pada kemana? " Senjani menatap Putri kemudian beralih menatap Bianca.

"Putra lagi kumpul sama pasjay, jadi gue jalannya ditunda nanti sore" Jelas Putri. Gak nanya put...

SETARA [Senjani-Tara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang