"Kemarin, hari ini, besok, dan seterusnya.
Cinta.
Hingga aku lupa,
apa itu arti luka.
Hingga senyum ini luntur,
hati juga ikut lebur.
Hingga semua 'akan' terlihat baik-baik saja.
Padahal nyatanya sedang tidak.
Bahkan, sangat tidak.• • •
HAPPY READING!
Senjani pergi ke sekolah sendiri dengan naik angkutan umum. Sebab, biasanya ia diantar Aksa-ayahnya. Tetapi hari ini sampai 2 minggu kedepan tidak karena Aksa sedang bertugas di luar kota.
Dari luar gerbang sekolah, Senjani melihat Tara yang baru sampai di sekolah. Senjani pun mengulum senyum. Tapi tunggu, siapa yang berada di jok belakang motor Tara? Seorang perempuan berkulit putih. Siapa dia?
Sepupunya kah? tanya Senjani pada dirinya sendiri.
Gadis itu pun turun dari motor Tara, dan mengapit lengan kiri Tara. Tak sengaja ia menoleh ke belakang.
Deg!
Senjani melihatnya. Tidak!. Jantung Senjani berpacu lebih cepat saat ini. Kakinya terasa lemas hanya karena melihat gadis itu, apalagi ia mengapit lengan Tara. Gadis mana yang berani mengapit lengan Tara seperti itu? Jikalau ada, Tara langsung melepaskannya tapi kali ini tidak.
Senjani buru-buru mengalihkan pandangannya dan cepat-cepat melangkahkan kakinya menuju ruang kelas 11 Bahasa 2.
Senjani tersenyum miris melihatnya. Ia tahu alasan mengapa Tara tidak melepaskannya.
Itu karena, Tara mencintainya.
Ya, Tara mencintai gadis itu.• • •
Bel istirahat pertama dibunyikan, Senjani mengemas buku-buku yang berantakan di atas mejanya. Bianca dan Putri juga sudah menunggunya.
Sedari tadi Senjani tak bisa konsen karena kejadian pagi tadi. Ia terus-terusan memikirkannya dan terus-terusan juga ditegur oleh beberapa guru yang mengajar."Ayo cepetan, laper nih gue" rengek Bianca tak sabaran.
"Iya sebentar Caca, ini sedikit lagi" Jawab Senjani.
"Makanya bantuin kalo mau cepet mah" celetuk Putri.
"Ogah lo aja sono" Jawab Bianca cepat.
"Kan lo yang minta cepet-cepet, dasar kudanil!" Putri mengatai Bianca.
"Eh enak aja lo, orang utan!" Bianca tak mau kalah.
"Udah ayo, katanya laper" Senjani melerai keduanya dan berjalan santai menuju kantin.
Saat istirahat, kantin sangat penuh. Sampai-sampai, Bianca, Putri, dan Senjani pun membagi tugas.
"Gue sama Putri beli makanan ya. Lo cari tempat" Jelas Bianca.
"Lo mau makan apa nanti gue bawain" Putri yang sekarang berbicara.
"Bakso sama jus alpukat aja. Baksonya yang pedes ya!" Jawab Senjani memberi selembar 50 ribuan dan mereka berdua pun bergegas membeli makanan yang akan dimakan sedangkan Senjani fokus mencari tempat kosong untuknya dan teman-temannya makan.
Akhirnya, di barisan paling ujung ada sebaris bangku kosong, Senjani langsung melesat pergi kesana. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Bianca dan Putri datang juga membawa makanan yang mereka pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETARA [Senjani-Tara]
Teen FictionKamu, alasan saya selalu menulis. Alasan saya masuk ke dalam dunia sastra. Alasan saya menyukai kata-kata indah yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Alasan saya menyukai sepak bola, Itupun karena kamu yang memainkannya. Alasan saya selalu ceria s...