"Kita mungkin hanya ditakdirkan saling menatap,
bukan menetap.Tapi semoga, semesta tak se-bercanda itu.
Memisahkan dua insan,
yang bahkan belum pernah bergandeng tangan. "• • •
HAPPY READING!
"Assalamualaikum," salam Tara sebelum memasuki ruang kelas 11 IPA 3. Ruangan kelas itu telihat sangat berisik tanda tak ada guru yang mengajar.
Tara langsung menuju ke meja belakang tempat dimana inti Pasjay sedang berkumpul. Pasjay(Pasukan Kertajaya)-sebuah kumpulan anak SMA kertajaya yang suka keluar masuk ruang BK tapi tidak pernah membuat masalah.
Artinya, mereka tidak menciptakan masalah tetapi meladeni masalah. Siapapun yang menantang, akan dibantai habis-habisan itu slogan mereka.
"Waalaikumsalam, akhirnya dede gemes Tara keluar juga dari penjara" ucap Rian. Geli. Itu reaksi pertama yang di keluarkan Tara mendengarnya.
Siapa lagi diantara inti Pasjay kalau bukan Rian Val Mahendra. Anak ke-2 di keluarga Mahendra. Di antara kelima orang ini, Rian lah yang sering menciptakan suasana bersama Morgan.
"Gimana yank, pasti gampang" celetuk Morgan. Morgan William, bule nyasar kata yang pas untuk menggambarkannya. Tara memilih duduk dan mematikan lagu dangdut yang sedari tadi diputar keras.
"Woi, enak aje dimati-matiin. Lagi reff tuh. Aku tidak minta oleh-oleh!" Putra sang ketua menyalakan kembali lagunya dan bernyanyi keras. Putra Gading Adinata, ketua Pasjay. Tenang, deskripsi yang pas jika sedang tidak bersama inti Pasjay. Ingat, saat tidak bersama inti Pasjay.
"Dirimuu bagaikaan layaang-layaang yang talinya putuus anak-anak pada ngejaaar" sambung Morgan sambil memegang sapu yang di jadikan mic.
"Bukan gitu liriknya ojan, nih babang Rian ganteng kasih tau" Rian berdiri dan merampas sapu yang dipegang Morgan.
Ojan, nama panggilan yang hanya dipakai Putra, Rian, Tara, dan 1 lagi banyu. Si misterius, Banyu Faiz. Kadang-kadang diam seperti ini, dan kadang-kadang juga bisa autis melebihi Rian dan Morgan.
Tanpa sepatah kata, Tara beranjak pergi menuju perpustakaan sekolah. Daripada, ia harus 'menggila' bersama teman-temannya. Itu lebih menyeramkan dibandingkan duduk sendiri di dalam perpustakaan.
• • •
Memang hanya ada 1 perpustakaan di SMA kertajaya yaitu di lantai 1.
Sesampainya, Tara langsung mengambil beberapa buku pelajaran untuk ia pelajari lalu duduk di meja yang tersedia.
Disana hanya ada dia dan 1 gadis yang sedang membersihkan perpustakaan sendirian. Mungkin, guru yang biasanya menjaga sedang keluar karena ada urusan.
'dihukum?' tanya Tara pada dirinya sendiri.
Bruk
Tara langsung melihat ke kiri. Gadis tadi tergeletak di lantai dengan buku-buku yang berserakan.Entah ia pernah melihat atau sekedar beradu manik mata, Tara merasa familiar dengan gadis satu ini.
Tara beranjak mendekatinya, dan tak sengaja melihat nama yang terbordir di seragam sekolah gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETARA [Senjani-Tara]
Teen FictionKamu, alasan saya selalu menulis. Alasan saya masuk ke dalam dunia sastra. Alasan saya menyukai kata-kata indah yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Alasan saya menyukai sepak bola, Itupun karena kamu yang memainkannya. Alasan saya selalu ceria s...