15. SETARA

1 0 0
                                    

Mimpi

"Aku masih disini.
Di titik terberat, terpenat, namun aku takkan lelap.
Sedangkan kamu disana.
Di hutan rimbun dengan pohon berdaun merah jambu, ungu, seperti dalam khayalku.
Aku masih disini.
Masih dengan senyum cerah menawan dan pupil yang binar.
Dan kamu disana.
Menunggu penuh harap, di hutan rimbun dengan pohon berdaun merah jambu, ungu, seperti dalam khayalku."

• • •

HAPPY READING!

Biru menatap layar handphone-nya lelah. Senjani terus-terusan mengiriminya pesan, men-spam nya dengan banyak tanda seru.

Senjani
Kok lama banget balas pesan Senjani sih?!
Biruuuu!!!
Biruu!!
biru
biru
biru
biru
BIRUUU BALAAAASSSS!!!

Biru
Apaan buseh?

Senjani
Najong baru balaaas!!
Tumben lama banget sih?
Biru kenapa?
kok kayaknya beda ya? '-'
Senjani minta maaf

Sial, Biru kalah.

Biru
Gue gk ngapa elah
sans

Biru berbohong? pasti. Senjani masih saja tidak peka, dan terus-terusan menanyainya. Saat ia lama membalas pesan, Senjani akan memarahinya, dan meneleponnya berkali-kali.

Bukannya apa, tapi kalian pasti mengerti kan?

Hati Biru hanya belum menerima gadis yang dicintainya bersama dengan lelaki yang jelas-jelas pernah menyakitinya. Ralat, sering menyakitinya.

Biru menjadi saksi, atas tangisan dan luapan kebahagiaan Senjani. Dari awal, Senjani hanya akan mencintai Tara dan Biru tahu akan hal itu. Entah mengapa, seribu kali Biru berusaha tampik pun tak ada yang berubah. Perasaannya masih sama pada Senjani, pun Senjani pada Tara.

Tara, laki-laki brengsek yang dengan kasar bisa-bisanya berteriak tak sopan pada Senjani. Dulu. Biru harap begitu. Bukannya membenci Tara, tapi Biru hanya terlalu mencintai Senj-

Ah.

Biru mengingatkan dirinya, bahwa ia sedang dalam proses move-on.

Iya Biru, M O V E - O N.

• • •

Senin berjalan dengan semestinya. Tara dengan tatapan dinginnya, dan Senjani dengan tatapan teduh yang menghangatkannya.

Saat ini, Tara tak makan berdua dengan Senjani. Tara tetap bersama inti Pasjay, dan Senjani tetap pada Putri dan Bianca.

"Lo sama Senjani, kan?" Pertanyaan yang terlontar dari bibir Banyu membuat Tara menoleh cepat.

"Apaan?"

"Apa gue harus ulang pertanyaannya?"

Tara menghela napasnya kasar sedikit menegakkan punggungnya. "Senjani cerita?"

"Gak."

"Terus?"

"Kebaca."

Banyu mendengus geli. "Lo tuh pengecut. Udah berapa lama ya?"

"Bacot." Ujar Tara.

Banyu tertawa mendengar kalimat emosi temannya.

"Senjani sayang banget sama lo, tau." Ujar Banyu tiba-tiba.

SETARA [Senjani-Tara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang