03. SETARA

67 9 4
                                    

" Suka padamu, sejak dulu.
Pertama bertatap mata, rasa ini langsung bersemu.
Menyematkan kata cinta pada tiap senyummu.
Menautkan kata rindu pada tiap langkahmu.
Melambungkan tinggi harapan, kiranya agar kita saling menunggu.

Membiarkan hati ini lebur dalam telaga kasih dan tumbuh menjadi ganggang halu.
Sampai nanti, dan terus begitu. "

• • •

HAPPY READING!

Setelah acara tangis-tangisan tadi, Biru mengajak Senjani menuju kedai es krim yang letaknya tak jauh dari toko buku tadi.

Es krim dengan rasa taro memang bisa menaikan mood Senjani menjadi lebih baik. Malah, sangat baik. Itu yang terlihat.

Terhitung, sudah 3 mangkuk es krim yang Senjani habiskan sendiri. Sedangkan Biru hanya menggelengkan kepalanya, sesekali mengelap es krim yang terletak di pinggir bibir mungil Senjani.

Soal tadi, Senjani memang sangat sering menangisi Tara. Entah apa yang ada di pikirannya sehingga membuatnya sering sekali menangisi cowok itu. Garis bawahi kata sering sekali.

Tapi untuk kali ini, alasan Senjani cukup jelas dan pasti semua perempuan pernah mengalaminya.

Cemburu. Yap kata yang sangat familiar bagi para pejuang yang cintanya bertepuk sebelah tangan.

Kemarin yang tertangkap di indera pengelihatan Biru adalah Tara yang terlihat sangat bahagia dengan seorang gadis di hadapannya. Biru tak tahu siapa gadis itu karena posisinya membelakangi. Alhasil, itu membuat buliran bening yang ada di mata Senjani jatuh.

"Biru, udah. Senjani udah kenyang, ayo pulang" Lamunan Biru buyar mendengar Senjani merengek sambil menarik ujung kaus coklatnya.

"iya, ayo" jawab Biru sembari mengacak-acak rambut Senjani gemas.

Akhirnya mereka pun pergi menuju parkiran dan Biru mengantar Senjani pulang.

"Makasih" Kata Senjani sambil menunjukan senyum manisnya.

"Iya sama-sama. Jangan suka nangis lagi, lo jelek kalo nangis" Kata Biru sambil mengacak rambut Senjani. Kebiasaan...

"Berarti kalo ga nangis Senjani cakep dong?" jawab Senjani sembari membenarkan tataan rambutnya yang berantakan akibat ulah Biru.

"Sekali ngeselin tetep ngeselin ya" gumam Biru yang masih bisa di dengar Senjani.

"Ngeselin tapi ngangenin kan?" goda Senjani dengan ke-narsisannya.

"Gak jadi-jadi nih gue balik" Kata Biru sambil menunjukkan telapak tangannya seolah meminta tos. Tos pun berlangsung dan di akhir gerakan, Senjani menambah dengan genggaman.

Tak berlangsung lama, genggaman itupun terlepas. Biru membawa Senjani ke pelukannya.

Sontak Senjani kaget tapi ia tetap membalas pelukan Biru. Ia bisa mencium wangi Biru yang sangat khas. Tanpa ia duga, Biru mencium pucuk kepalanya.

"Kenapa gue bisa se-sayang ini ya sama lo?" tanya Biru

"Karena Senjani cantik" balas Senjani yang masih berada di dekapan Biru.

SETARA [Senjani-Tara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang