" Berderet kata cinta memenuhi kolom baris.
Tak mungkin kuselipkan namamu, diantara jarak satu cinta dengan cinta lainnya.
Hati ini meraung mengharapkan kasih,
tetapi mulut ini malah berdecih.
Teringat,
Mengharapkan sesuatu yang tak mungkin terjadi,
di kemudian hari."• • •
HAPPY READING!
Fajar mulai menampakkan dirinya, udara pagi yang segar karena belum tercampur polusi ikut menemani. Senjani menguap, dan meregangkan tubuhnya. Jam menunjukan pukul 05.15, Senjani beranjak pergi ke kamar mandi.
Sekitar 20 menit berada di dalam kamar mandi, Senjani keluar lengkap dengan seragam putih abu-abu nya. Hari ini akan dilaksanakan upacara yang setiap Senin pagi wajib dilaksanakan.
Senjani menyisir rambut panjangnya lalu menguncirnya menjadi satu. Memakai sedikit bedak tabur dan lip balm agar terlihat lebih segar. Buku pelajaran juga semua sudah siap dari semalam.
Biru bilang, ia ingin berangkat bersama, jadi Senjani pun cepat-cepat bersiap agar tak ketinggalan.
1 notifikasi muncul di handphone Senjani. Pesan dari Biru, yang isinya menyampaikan bahwa dirinya sudah di depan.
Senjani keluar dari kamarnya turun ke lantai bawah dan mendapati Rawi yang sedang berbincang dengan Biru.
"Ibu, Senjani berangkat dulu ya Assalamualaikum," Senjani salim kepada ibunya.
"Berangkat dulu ya bu" Biru ikut salim kepada Rawi.
"Iya hati-hati ya kak, Biru" kata Rawi lalu Biru dan Senjani berangkat ke sekolah.
"Biru, tumben ngajak Senjani bareng. Kan rumahnya lawan arah" Ujar Senjani. Biru dan Senjani bersekolah di SMA yang sama yaitu SMA Kertajaya, tetapi Biru satu tingkat di atasnya. Jadi sekarang Biru sedang menjalani kelas 12.
"Lagi pengen aja" Jawab Biru.
Senjani menanggapi dengan ber-oh panjang.
15 menit berlalu, saat ini Senjani dan Biru berada di parkiran SMA Kertajaya. Senjani turun dari motor Biru. "Makasih ya Biru," ujar Senjani lalu menyalimi Biru.
"Iya, udah sana. Semangat belajarnya" Kata Biru, tak kaget. Senjani memang biasa menyalimi orang yang lebih tua darinya.
Tapi kan gue masih muda! -Biru
"Biru juga, dadah!" jawab Senjani lalu pergi ke dalam, berpisah dengan Biru di depan parkiran.
"Pagi Pak Asep!" Sapa Senjani pada satpam yang dipanggilnya Pak Asep itu.
"Eh neng Senjani, geulis pisan. Tadi pacarnya neng?" tanya Pak Asep kepo.
"Bukan Pak," Senjani terkekeh. Bagaimana bisa ia dan Biru akan bersatu? Senjani tak pernah memikirkannya.
"Yah neng, padahal couple pisan tuh. Neng nya geulis, akang nya kasep. Cepet-cepet neng bapak dukung!" Ujar Pak Asep menggebu-gebu.
"Iya pak, Senjani masuk ke dalam ya pak" Pamit Senjani kepada Pak Asep. Pak Asep memberinya dua jempol yang membuatnya terkekeh.
Ada-ada saja.
Senjani meletakkan tasnya dan membuka ponselnya. Terlihat banyak sekali notifikasi dari grup yang isinya hanya dia, Bianca, dan Putri.
215 pesan belum dibaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETARA [Senjani-Tara]
Teen FictionKamu, alasan saya selalu menulis. Alasan saya masuk ke dalam dunia sastra. Alasan saya menyukai kata-kata indah yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Alasan saya menyukai sepak bola, Itupun karena kamu yang memainkannya. Alasan saya selalu ceria s...