Atap.
"Mari kuperkenalkan.
Aku atap, dan kau pemilik rumah ; pemegang kunci.
Sepulang kerja, kau pulang ke rumah.
Kau buka pintu dengan kunci yang kau kantungi.
Aku menyambutmu.
Walau kuyakin kau tak-kan menengok ke atas.
Masih banyak barang bagus dalam rumah, daripada atap loteng gelap.Aku padahal sudah menarik perhatianmu, loh.
Hujan lebat saat itu, kubiarkan rintiknya membasahi keramik rumah.
Agar sekali saja, kau tengok aku menyambutmu.
Tapi kuyakin, bocornya akan makin parah saat itu."• • •
"Tara?" Panggil Senjani sekali lagi, karena Tara masih saja termenung sendirian setelah Kyra memperkenalkan diri.
"Hm?" Jawab Tara yang sekarang sudah mengubah posisinya menjadi tiduran dengan handuk kecil di dahinya.
"Tara suka ya, sama Kyra?" Tanya Senjani menunduk sambil memintal jarinya pelan. Matanya sudah berkaca-kaca memikirkan itu berkali-kali.
Tara langsung menoleh, dan mendapati gadisnya tengah mengucek kecil matanya. "Enggak."
Tara sempat mengernyit heran. Mengapa gadisnya bisa menyimpulkan seperti itu?.
3 detik setelahnya, tangis Senjani mengeras. "Tara gak bohong kan?"
Tara yang panik segera bangkit dan menaruh handuk yang sedari tadi berada di keningnya. Mengambil tangan kanan Senjani, lalu diangkatnya kepala mungil yang tertunduk itu.
"Gue cuma bakal suka sama lo, cuma lo yang berhasil." Ujar Tara dengan mata penuh peneguhan.
Mengusap sisa-sisa air mata yang ada di pipi Senjani.
"Udah ya nangisnya?" Bujuk Tara.
Senjani mengangguk.
"Tapi beliin Senjani es krim." Pintanya dengan mata yang berbinar seperti anak kucing lucu. Tara perlahan mengusak rambutnya pelan.
"Iya." Tara tersenyum manis.
Setelah Tara mengusak rambut Senjani hingga berantakan, Senjani pun merapikan rambutnya. Senjani menguncir rambutnya keatas, menyatukannya menjadi satu. Namun Tara melihat ada yang mengganjal.
Tara memegang tangan Senjani. "Ini kenapa?" Tanya Tara melihat salah satu jari Senjani yang dibalut plester bergambar kuda poni.
"Ah, ini kemarin Senjani kena loyang panas pas mau ambil kue." Jawab Senjani.
"Kue yang lo kasih ke gue kemarin?"
Senjani mengangguk.
"Maaf, gue kemarin gak izinin lo kerumah karena gue lagi marah-marah jadi takut lo kena imbas."
Cup!
Tara mencium jari Senjani yang terplester. "Biar cepet sem-"
"Weh cepet mumpung gak ada Mami J!" Ujar seseorang berteriak keras sambil masuk kedalam UKS.
Setelah masuk, ia langsung melebarkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETARA [Senjani-Tara]
Teen FictionKamu, alasan saya selalu menulis. Alasan saya masuk ke dalam dunia sastra. Alasan saya menyukai kata-kata indah yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Alasan saya menyukai sepak bola, Itupun karena kamu yang memainkannya. Alasan saya selalu ceria s...