09. SETARA

30 6 0
                                    

" Buat kesalahan,
berantakan,
dapat kesempatan,
rapikan,
cukup, ulangi. "

• • •

HAPPY READING!

Senjani masih tidak percaya dengan kejadian tadi sore, kali ini setelah sholat maghrib ia akan menanyakannya kepada Tara.

Senjani pasti bisa!!!

Ia mengetikkan pesan kepada Tara dan berniat mengirimkannya. Harap-harap pesan itu akan dibalas. Karena dulu, jangankan dibalas, dibaca pun tidak. Nasib oh nasib...

Senjani : Tara?

Tara : Knp?

Senjani : Tara serius ngomong kaya tadi? Pasti Tara lagi main TOD sama Pasjay atau disuruh karena Tara kalah main futsal. Ya kan???

Tara : Gak. Gue serius.

Senjani : Emm, terus Riri gimana? dia kan tunangan Tara. Terus, emang Tara gak malu pacaran sama Senjani?

Tara : Senjani, gue suka sama lo. Bukan sama Riri. Malu knp? selagi gue suka knp gak?

Senjani : Iya Taraaaa, tapi waktu itu Senjani lihat Tara seneng banget pas ketemu Riri.

Tara : Dmn?

Senjani : Tara masih suka sama Riri?

Tara : Gak. Gue kerumah.

Senjani : Hah? kerumah Senjani? mau ngapain? Udah malem Tara.

Tara : Perjelas hubungan.

Sontak, Senjani kaget dan berusaha meyakinkan bahwa Tara hanya membual. 5 menit, 15 menit, terlewati. Nyatanya, Tara tidak datang. Senjani langsung menuju kamar dan berniat tidur.

Baru saja Senjani merebahkan diri di kasur, dering handphone nya terdengar membuat Senjani mau tidak mau harus mengangkatnya.

Senjani kaget karena di layar tertera nama Tara.

Aduh, Senjani harus gimana nih?

"H-halo Tara?" Senjani mengangkat teleponnya.

"Gue di depan. Pake jaket, dingin" Kata Tara lalu dia mematikan teleponnya.

Senjani tidak menurut. Ia buru-buru keluar menemui Tara.

"K-kenapa Tara?" Tanya Senjani.

"Batu." Ujar Tara lalu ia melepas jaketnya dan ia memasangkan jaket biru laut yang dulu pernah ia pinjamkan pada Senjani ke tubuh mungil di hadapannya.

"Pake," Ujar Tara.

Tara terdiam setelahnya. Ia sangat gugup saat ini. Tara menarik nafas lalu membuangnya perlahan. Ia mengambil sesuatu di dalam kantong celananya.

Tara hanya menyerahkan sebuah kertas kepada Senjani.

"Selamat tidur, Puan Putri" Katanya sambil mengelus kepala Senjani. Lalu pamit. Sedangkan Senjani masih mematung di tempatnya.

SETARA [Senjani-Tara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang