" Kesini,
mendekaplah.
Tenang,
menangislah.
Bangun,
menarilah.
Disini hanya ada kita.
Berdua. "• • •
HAPPY READING!
Sepanjang perjalanan, Tara hanya diam. Sesekali melirik Senjani dari kaca spionnya. Terlihat sekali Senjani yang seperti anak kecil, ia tampak sangat menikmati semangkuk es krim yang diberikan Tara sambil sesekali menengok ke arah jalanan baik kanan maupun kiri.
"Kita mau kemana Tara?" Tanya Senjani yang saat ini sedang melahap sebungkus roti isi yang diberikan Tara juga tadi.
Pantes gembul...
"Enggak tau," Tara menjawab seadanya karena hatinya yang tak bisa diajak berkompromi.
Masih deg deg deg, ahayy!!
"Aaaa," Senjani menyodorkan sepotong roti isinya ke arah Tara, dan Tara menerimanya.
"Tara, Biru tadi kenapa ya kira-kira?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Senjani membuat Tara menghentikan aktivitas mengunyah rotinya.
Tara menggedikan bahunya, sembari mendumel tidak jelas. "Bisa gak sih, gak ngomongin si Biru-biru itu?" Tara bermonolog kecil.
Walaupun Biru adalah sahabat Senjani, tapi tetap saja! ini bukan cemburu ya, hanya marah sedikit!.
Sedikit, lama-lama jadi bukit...
Senjani terkekeh pelan mendengar Tara berbisik sendiri seperti itu. Cemburu rupanya!.
"Tara kenapa?,"
"Cemburu ya?" Nada yang keluar dari mulut Senjani terdengar jahil, dengan cepat Tara menyanggah.
"Gak." Tara tetap berusaha mengontrol mimik wajahnya agar tak terlihat seperti seorang kekasih yang sedang cemburu.
Tapi Senjani tetap bisa membaca wajahnya. Tak bisa dipungkiri! Tara cemburu, dan Senjani senang akan hal itu.
Senjani memeluk pinggang Tara perlahan. Tara hanya diam, memandang lurus ke arah jalan.
"Tara,"
"Hm?"
"Tara lagi ada masalah?"
Pertanyaan yang keluar dari bibir Senjani membuat Tara menegang seketika. Ia jadi mengingat kalau saat ini ia sedang lari dari masalahnya.
"Kenapa emang?" Tara tak menyangka kalau dirinya mudah sekali dibaca. Entah Senjani mengarang sendiri pertanyaannya atau bagaimana, yang pasti pertanyaan itu benar-benar tepat sasaran.
"Tara gak kaya biasanya," Ucap Senjani singkat.
"Gue gak pa-pa,"
"Enggak, pasti Tara lagi ada masalah kan? Senjani tau, tapi Senjani gak maksa Tara buat cerita. Kalo Tara butuh seseorang, cari aja Senjani. Senjani ada kok!" Ujar Senjani panjang. Tara hanya tersenyum mendengarnya.
Senjani melonggarkan sedikit pelukannya dan menggela napas sebentar. Tara tidak akan bercerita. Kebiasaannya jika sedang ada masalah, ia akan memendamnya sendiri tidak menceritakannya.
Bukannya mau ikut campur, Senjani hanya merasa jika Tara mau bercerita dengannya, bebannya akan berkurang walau sedikit. Tapi ya mau bagaimana lagi?
"Kita mau kemana sih Tara?" Tanya Senjani mengubah topik pembicaraan.
"Lo mau kemana?" Tara balik bertanya.
"Ck, berarti dari tadi kita jalan enggak ada tujuan?" Senjani menghela napas gusar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETARA [Senjani-Tara]
Teen FictionKamu, alasan saya selalu menulis. Alasan saya masuk ke dalam dunia sastra. Alasan saya menyukai kata-kata indah yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Alasan saya menyukai sepak bola, Itupun karena kamu yang memainkannya. Alasan saya selalu ceria s...