[08]

5.9K 328 78
                                    

Happy Reading♧

.
.
.

"Kau akan pergi hari ini?"

"Iya, lebih cepat lebih baik, Otou-san sangat keras kepala kalau sudah menyangkut Hanabi."

Hinata melipat satu persatu pakaiannya dan menata dalam koper dengan rapi.

"Kenapa kau membawa banyak barang? Kau hanya akan pergi satu hari sayang." Hinata menghela nafas pekerjaannya terhenti, ia menatap suaminya.

"Aku tidak yakin bisa membujuk Otou-san dalam sehari, mungkin aku akan pergi selama satu minggu."

Sasuke terlihat tidak suka mendengarnya, ini pertama kalinya ia jauh dari sang istri. "Kalau begitu aku ikut denganmu."

"Tidak perlu, cukup aku sendiri yang akan pergi. Bukankah kau juga banyak pekerjaan?" ucap Hinata sambil tersenyum.

Hinata pun melanjutkan pekerjaannya, menata barang-barang yang dibawanya ke rumah orang tuanya.

"Tujuh hari itu lama Hinata, aku tidak tahu apa yang terjadi selama hari itu. Mungkin aku akan melanggar janjiku." Hinata terdiam saat mendengar ucapan Sasuke.

"Aku tahu kau tak akan melakukan itu, aku percaya pada Sasuke-kun."

●●●

'Aku tahu kau tak akan melakukan itu, aku percaya pada Sasuke-kun.'

Ucapan Hinata masih terngiang dalam hatinya, saat ini pria itu ada di klub ditemani oleh wanita-wanita cantik bertubuh sexy. Belaian tangan wanita-wanita itu Sasuke abaikan, tidak menolak hanya menikmati minuman di tangannya. Namun pikirannya selalu tertuju pada Hinata.

"Nona-Nona bisa tinggalkan kami sebentar." Wanita-wanita yang mengerubungi Sasuke langsung pergi.

Di detik berikutnya minuman di tangan Sasuke berpindah tangan, seorang pria merebutnya dengan paksa. Sasuke menatap tajam seseorang yang baru datang itu, pria itu meletakkan minuman beralkohol itu dengan keras diatas meja dan duduk disebelah Sasuke.

"Hinata menyuruhku mengawasimu."

"Kau dipihak siapa, Sai?"

Sai meneguk minuman langsung dari botolnya, rasanya langsung membakar tenggorokannya. "Aku di pihakmu, tapi itu dulu. Sekarang aku di pihak Hinata."

Sasuke menarik wanita yang berjalan melewati mejanya, mendudukkan di pangkuannya dan tangannya meraba pahanya yang mulus. Wanita itu bukannya menolak, bibirnya yang berlipstik merah menciumi dagu Sasuke.

"Pergilah Sai aku sedang sibuk, atau kau mau bergabung dengan kami?" ucapnya disertai dengan seringainya.

"Tch, baiklah aku pergi. Selamat bersenang-senang dengan pelacurmu itu Sasuke." Sebelum Sai pergi ia kembali berucap, "Aku punya saran untukmu, kalau kau tidak bisa membuat Hinata bahagia kenapa kau tidak melepasnya saja?"

Setelah kepergian Sai, Sasuke mendorong wanita di pangkuannya dan menyuruhnya pergi. Merasa pusing Sasuke memijat dahinya, wajah Hinata terbayang dalam benaknya. Sasuke menggenggam botol minuman kerasnya dan langsung menghabiskannya. Meski minuman keras itu terus memenuhi kerongkongannya ia tidak bisa melenyapkan bayangan istrinya. Disentuhnya dada sebelah kirinya, ia bisa merasakan sakit yang luar biasa dari sana. Baru kali ini ia merasakan sesuatu sampai semarah ini.

Sejak kapan Uchiha Sasuke menjadi lemah?

Dia memanggil pemilik klub dan memesan empat pelacur sekaligus untuk menemaninya malam ini.

Di kamar yang dipesan Sasuke, Sasuke dan keempat pelacurnya bermain dengan panasnya namun wajah Hinata terus muncul dari pikiran pria itu dengan setiap ucapan, senyuman dan airmata. Sasuke bermain dengan liar menghabisi jalang-jalang itu berusaha mengenyahkan bayangan Hinata. Hati nurani seakan buta, perasaan baru yang pria itu rasakan membuat dirinya tidak nyaman.

My Sexy Hime [ SlOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang