Vote!
Vote!
Vote!
Sebelum langit runtuh menghancurkan bumi, biarkan Han Nina memperjuangkan Jimin.
Biarkan dia meraihnya.
Di dunia ini semua butuh perjuangan Walaupun harus melibatkan rasa sakit dan luka.
Entah, sudah berapa lama wanita bermarga Han itu mendekam di dalam kamar Jimin, meskipun Pintu kamar tidak di kunci tapi Nina tidak berani sedikit pun untuk melangkah keluar. Nina takut akan ada banyak luka lagi yang tercipta di tubuhnya.Banyak Hal yang Nina pikirkan akhir-akhir ini, seperti apa aku harus mati?
Atau apa lebih baik aku kabur dari mereka semua, dan menghilang dari pandangan mereka selama-lamanya.
Sudah tidak ada lagi yang harus Nina pedulikan di dunia ini.Tentang cintanya untuk Jimin, biarkan Nina membawanya sampai nanti jadi abu.
Ini semua akan berakhir kan?
Ya, Han Nina sudah menantikan akhir ceritanya.*
Choi Soobin duduk tenang di kursi kemudi tapi tatapannya tidak pernah terlihat tenang.
Soobin baru saja menemukan orang yang berminggu-minggu di cari banyak orang termasuk dirinya. Yaitu, Park Jimin.
Setelah pulang dari kuliah Soobin mendapati Jimin keluar dari apotek dekat tempat Soobin berada.
Dan disinilah Soobin berada di depan gerbang Rumah yang terlihat mewah."Ampun!!! Hiks__maafkan aku".
Teriakan cukup kencang, Soobin dengar_
"Tidak salah lagi, itu suara Han Nina. Apa yang dia lakukan pada Nina".
Soobin berjalan mencoba membuka gerbang hitam setinggi dua meter tersebut.
Tapi usahanya tidak membuahkan hasil, gerbang tersebut di kunci.
Di selimuti rasa khawatir, Soobin nekat memanjat pagar rumah Jimin.
Tidak sampai di situ saja, Soobin harus menghadapi penjaga rumah Jimin."Hey!! Apa yang sedang kamu lakukan!".
"Ayolah om kekar, biarkan aku masuk bertemu pemilik rumah ini".
"Tidak bisa. Tuan Muda melarang orang bertamu ke sini".
"Persetan". Soobin berlari menjauh dari gerbang menuju pintu utama.
Terkutuk lah Jimin, karena membuat halaman seluas ini, batin Soobin."Hey, anak muda mau kemana!!".
Sedikit lagi Soobin menyentuh pintu utama tapi memang Dirinya sedang sial karena saat ini Soobin mendapat satu pukulan di punggungnya.
Sakitnya luar biasa."PARK JIMIN BUKA PINTUNYA!!".
"HAN NINA SAYANG, TOLONG JAWAB AKU KALO KAMU DI DALAM".
"Soobin".
Suara lirih menyambut gendang telinga Soobin.
"HAN NINA!".
Buk!
Satu pukulan di terima Soobin di bagian rahangnya.
"Berhenti memukul ku om ini membuang waktu ku".
*
Sedangkan di dalam rumah Nina terduduk di sudut ruang tamu.
Di sekujur tubuh nya ada luka, di dapatkan dari Suljin.
Pagi tadi Nina mencoba keluar dari kamar. Tapi saat melewati kamar Jimin, Nina mendengar semua percakapan Jimin dan Suljin.
Nina merasa bodoh dan sakit, dan saat itu juga Nina mencoba kabur pergi dari sana.
Tapi sialnya Suljin mengetahui dan menarik tubuh Nina sampai ruang tamu."Aku sudah muak dengan keberadaan mu disini, jalang kecil".
"Kalau begitu biarkan aku pergi".
"Ya tentu saja__

KAMU SEDANG MEMBACA
TIME
القصة القصيرة''Luka ini milik kita berdua". (COMPLETED- END) WARNING!!! -DRAMA. Hay!!! Siap buat kalian terombang-ambing kaya naik roller coaster saat baca cerita ini. Aku akan update di setiap hari Kamis dan Malam Minggu..♥️💜🐣