Langit di pagi buta membawa beberapa partikel embun pagi, menyentuh kulit wajah laki-laki bernama Park Jimin tersebut tanpa malu-malu.
Kini pria bermarga Park tersebut sedang tidak bisa tidur jadi terjaga sampai jam dinding menunjukkan pukul empat dini hari.
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang bersarang di balik tempurung kepala nya.
Tidak tau mesti harus bagaimana menjabarkannya. Ini sudah hampir dua Minggu lebih Jimin pergi__meninggalkan panti asuhan tanpa pamit.
Tidak, Jimin tidak akan pamit pada orang disana setelah mendengar pembicaraan kakak tertuanya."Jangan beritahu Jimin tentang ini Namjoon. Aku tidak mau dia salah paham dan menyakiti Nina karena kita belum____
Hanya itu yang Jimin dengar sebelum kata-kata 'Orang tua Nina pelaku utama tentang kecelakaan yang menimpa mereka'.
Demi Tuhan Jimin tidak tau harus bagaimana menyikapinya.
Tapi yang pasti Jimin marah karena kecelakaan ini merenggut kedua orang tuanya yang amat dia sayangi."Jim, kenapa tidak tidur".
Suara lirih wanita dari belakang Jimin membuyarkan lamunannya.
Wanita bernama Kim Suljin tersebut hanya memakai jubah Mandi."Kenapa bangun".
"Dingin".
"Jangan menggoda ku Suljin. Aku sedang tidak ingin".
"Payah__jangan memikirkan orang lain Jim. Cukup aku saja. Mereka sudah jahat padamu, hanya aku yang peduli padamu".
.
.
.Di sudut kamar yang cahayanya redup Nina memeluk lututnya menangis sesenggukan sedari__kapan ya? Nina juga bingung karena di kepalanya hanya ada 'Dimana kak Jimin nya sekarang"
_"kenapa tidak pernah mengangkat telfon dari siapa pun"."Dan__pergi bersama siapa".
Semuanya berputar-putar di kepalanya, rasanya mau pecah.
Mati saja Han Nina.
Tidak!
Nina belum boleh menyerah!Yang Nina ingat saat pulang dari liburannya tiba-tiba kak Taehyung bertanya dengan raut wajah sedih dan bingung "apa Jimin menyusul mu?".
Tentu Nina hanya menggeleng karena memang faktanya seperti itu. Tidak ada Kak Jimin di hari liburnya yang terasa hampa.
Apalagi tau fakta bahwa Jimin pergi bersama wanita bernama Kim Suljin.
Sudah. Sakitnya semakin banyak.Lalu Nina mencari tahu, mencoba bertanya-tanya pada teman Kak Jimin yang di kenalnya dan hasilnya Nihil.
"Apa aku harus mati dulu agar kak Jimin pulang?". Pikiran Gila itu selalu ada di hidup Nina. Han Nina tertekan dan trauma Dia butuh sandaran hati yang mampu menenangkan dirinya dan orang itu Hanya Kak Jimin.
Ya, hanya kak Jimin..
.
.Seperti hal-hal yang sudah sering di tangisi Nina tapi tidak ada ujungnya. Nina mencoba lupa dan masa bodo. Ya, walaupun semua jungkir balik. Faktanya Nina sering melamun, Kakak-kakaknya juga banyak Diam. Sebenarnya apa yang terjadi saat dirinya pergi berlibur.
Hewan-hewan peliharaan kakaknya juga sering di titipkan di tempat penitipan hewan. Tapi tidak dengan Suga, kucing kesayangannya bersama Jimin.
Nina mencoba bertanya pada semua penghuni mansion ini; apa yang terjadi?
Kenapa sampai Begini, apa yang di sembunyikan oleh ketujuh laki-laki tersebut.
.
.
.Semakin malam semakin dingin udara di negara ginseng, membikin para anak manusia harus memakai pakaian super tebal yang mungkin terlihat seperti segumpalan lemak.
Hey! Itu tren di musim dingin.
Tak kalah tebalnya dengan yang lain Nina juga pakai berlapis-lapis baju hangat dan jaket super besar yang membikin jalan Nina seperti pinguin.
Gadis berusia dua puluh tahun sedang menunggu jemputan kakaknya yang super menyebalkan, sayangnya akhir-akhir ini lebih sering diam tak banyak omong dan tingkah. Ah, Nina merindu moments sebelum Orang terkasihnya Hilang atau menghilang? Entahlah.

KAMU SEDANG MEMBACA
TIME
Short Story''Luka ini milik kita berdua". (COMPLETED- END) WARNING!!! -DRAMA. Hay!!! Siap buat kalian terombang-ambing kaya naik roller coaster saat baca cerita ini. Aku akan update di setiap hari Kamis dan Malam Minggu..♥️💜🐣