004

207 19 0
                                    

Nina dengan segala kelemahan terletak di perasaannya yang kian hari kian besar.
Nina sudah berupaya untuk menghapus perasaan terlarang untuk Kakaknya, Jimin.

Tapi apa boleh buat dirinya sudah terjebak jauh di ruang kecil terdalam di perasaannya bersama Jimin.
Umurnya sudah dua puluh tahun, dan perasaan macam itu sudah bukan hal tabu lagi.

Han Nina sudah minta tolong pada temannya Sera dan Yoona, mencari jalan keluar.
Yoona memberi saran untuk mencari pengganti.
Sedangkan Sera dirinya berpendapat bahwa aku boleh-boleh saja memiliki perasaan macam ini toh kami tidak memiliki ikatan keluarga secara sah.

Tapi disisi lain aku takut kehilangan sisi perhatian dan kasih sayang setelah tau kebenarannya.

Aku ingin bumi beserta langit dan isinya mengizinkan aku untuk tetap mencintai Jimin dengan cara ku.
Aku membenci setiap kali Jimin berdekatan dengan wanita lain.
Aku bukan terobsesi dengan Jimin, aku sudah mencintainya sejak awal.

.
.
.

Gerimis sejak pagi buta menyambangi bumi. Banyak manusia enggan untuk keluar dari gulungan selimut, karena suasana Gerimis di pagi hari nyaman untuk bermanja-manja dengan ranjang.
Seperti Yoongi dan lainnya, tapi tidak dengan Nina.
Dirinya duduk di balkon memandangi bagaimana air hujan menghantam tanah, memberi kehidupan baru untuk tanaman-tanaman yang hidup di bumi ini.

Nina sudah terbangun sejak dini hari.
Perasaannya kacau, mimpi buruk datang lagi mengganggu.
Dirinya benci masa-masa seperti ini, bolehkah Nina menangis, lagi.

Suara Pintu kamar terbuka tapi tidak membuat atensi Han Nina teralihkan.
Pria bernama Park Jimin berjalan memandangi punggung Si bungsu.
Jimin tau dia salah, tapi apa salahnya menemani Suljin temannya.

"Nina...".

Tidak ada jawaban apapun dari Nina hanya suara Gerimis di balik kaca Jendela kamar.

"Nina jangan diam terus. Apa salahnya aku menemani Suljin, dia hanya trauma".

Lalu bagaimana dengan ku.

Nina beranjak melewati Jimin menuju Pintu utama panti asuhan.
Di sana ada anak-anak yang bermain dengan segala mainan dari donatur.

"Nina mau kemana di luar gerimis".

"Jimin".

Sialan, suara Suljin menambah mood Nina semakin buruk, Nina lekas berlari keluar panti asuhan.
Tidak lupa membawa payung, Nina hanya ingin menyendiri di suatu tempat.

Liburan yang dia dambakan kini hancur karena kehadiran Kim Suljin.
Saat keluar dari Gerbang panti Asuhan tiba-tiba tangan Nina di tahan dari belakang.

"Lepaskan!".

Nina berteriak karena dia berfikir itu adalah Jimin.

"Mau kemana".

"Kak Yoongi".lirih sekali suara Han Nina.

"M-maaf".

"Sini Kakak peluk".
Yoongi merentangkan kedua tangannya untuk memeluk Nina.
Nina dengan senyum cerahnya lekas memeluk Yoongi.

"Nyaman". Nina semakin mempererat pelukannya.

"Ayo pergi ke sesuatu tempat". Yoongi mengatakan setengah hati karena jujur dirinya masih ngantuk.

"Kedengarannya seperti tidak ikhlas bicaramu Kak".

"Ya memang. Tapi khusus untuk si bungsu ku ini apa saja aku turuti".

"Pasti ada maunya".

"Ya begitulah, aku membutuhkan suara perempuan untuk Nada di lagu baru ku".

"Yah payah, tidak ikhlas".

"Sudah ayo cepat gerimis semakin deras".

Sedangkan di Dalam Panti Asuhan Jimin duduk di kursi ruang tengah, ada luka di sudut bibirnya.
Ya, Jimin baru saja di hadiahi pukulan Yoongi setelah tau apa masalahnya.

" Nina bisa saja pingsan tadi malam. Kau tau sendiri bagaimana keadaannya kan. Brengsek".

Min Yoongi mengejar Nina keluar dari panti Asuhan.
Meninggalkan Jimin dan saudaranya yang berdiri kaku.

.
.
.
.
.To be continued 🌹🐣💜


Lutunyaaa 🥺🤭

Ayo ARMY!! Ikut event kami :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayo ARMY!! Ikut event kami :)

Untuk informasi lebih lengkap bisa langsung ke IG Jimin base 💜

TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang